Melanjutkan kisah sebelumnya,
pada edisi ini akan dibahas unit-unit asuhan PLN Area Watampone, yang
dikunjungi dalam perjalanan tim 5 OPI Watampone, pada saat “Safari OPI”. Tim 5 dipilih sebagai tulisan kedua dengan alasan
yang sangat kuat. Bila kawan pintar membaca tulisan pertama blog
plnbone.blogspot.com yang berjudul “Selayang Pandang”, maka ada dua kabupaten yang menjadi wilayah kerja PLN Area
Watampone, yaitu kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo.
Bila Tim 4 mengunjungi unit-unit
yang berada di kabupaten Wajo dan di bawah asuhan Rayon Sengkang, maka tim 5
mengunjungi unit-unit yang berada di kabupaten Wajo dan di bawah asuhan Rayon
Paria. Dengan terbitnya tulisan kedua, berarti seluruh unit asuhan PLN Area
Watampone, yang berada di kabupaten Wajo, tuntas dibahas dan diulas dalam blog
ini.
Hari itu Rabu, 23 Juli 2014 pukul
08:30 WITA, seusai kunjungan singkat ke Pidis Biru, kendaraan DW 1081 AD, yang
dipiloti Pak Ruslan yang akrab dipanggil Pak Culang, meluncur dari Area
Watampone menyusuri jalan poros Bone-Sengkang. Mbak Inggrit (Anggota Tim OPI)
duduk di depan di samping Pak Culang, sementara Pak H. Nasrum (KLC OPI
Watampone), Mas Cahyo (SPV Operasi), dan Mas Weda (Anggota Tim OPI) duduk
berdesakan di bangku tengah. Sesampai di jembatan SOLO, yang membelah sungai Walannae
yang berasal dari Danau Tempe, kendaraan belok kanan menuju arah Peneki.
KP Peneki dari poros
SOLO-Tarumpakkae letaknya masih masuk lorong belok kiri, setelah pasar Peneki. Sekitar
pukul 09:45 WITA, tim 5 sampai di Kantor Pelayanan Peneki, disambut oleh Mas
Andi Faisal Tamrin (Pegawai yang bertugas di Kantor Pelayanan Peneki) beserta
personel PP Dist KP Peneki. Barangkali kawan pintar masih ingat, Mas Andi
Faisal Tamrin pernah tampil memegang ular besar pada tulisan berjudul “Tempat yang Nyaman untuk Si Ula”.
Termasuk jawaban di akhir tulisan
tersebut jika bermimpi bertemu ular berarti akan mendapatkan kebahagiaan, maka
jika sedang bekerja di datangi ular artinya akan dikunjungi oleh safari Tim
OPI. Mas Andi Faisal Tamrin sempat mengajak tim 5 untuk melihat sungai kering,
dan menceritakan asal muasal datangnya ular. Berikut laporan pandangan mata
kunjungan Tim 5 di KP Peneki.
Mas Andi Faisal Tamrin menerima “buah tangan” ala Tim OPI Watampone |
Kebahagian personel KP Peneki saat dikunjungi safari Tim 5 OPI Watampone |
Tim 5 OPI berpose bersama dengan Mas Andi Faisal Tamrin beserta personel KP Peneki |
Tim 5 meninggalkan KP Peneki pada
pukul 10:15 WITA dan langsung meluncur ke Kantor Pelayanan Akkajeng. KP Akkajeng
terletak di pinggir jalan poros SOLO-Tarumpakkae, persisnya sebelah kanan jalan
bila kita menuju Tarumpakkae, sebelum pelabuhan. Tidak heran aroma laut tercium
segarnya di KP Akkajeng. Tim 5 sampai di KP Akkajeng sekitar pukul 10:40 WITA,
setelah sempat tersesat karena belum pernah ada yang mengunjungi KP Akkajeng.
Seperti ciri khas orang PLN pada umumnya, ketika tersesat, anggota Tim 5
spontan melihat ke atas, bukan melihat yang aneh- aneh tetapi mencari SUTM. Dan
hebatnya lokasi KP Akkajeng ditemukan setelah Tim 5 menyusuri SUTM yang melintasi
jalan ke arah Paria.
Sesampai di KP Akkajeng, Tim 5 disambut
pemandangan yang tidak biasa, betapa bersihnya KP Akkajeng. Pak H. Munir
(Pegawai yang bertugas di KP Akkajeng) ternyata bisa mengimplementasikan 5R/5S
yang di”coach” oleh Tim OPI Watampone, setiap rapat evaluasi kinerja bulanan.
Bapak kelahiran tahun 1963 atau setengah abad ini ternyata masih semangat, hal
yang patut dicontoh oleh para pegawai muda PLN. Selain 5R kantor yang
terpelihara, pengarsipan AIL (Arsip Induk Langganan) pun sudah mulai terawat dan
tertata dengan baik.
Pak H.Munir menerima “buah tangan” dari Pak H. Nasrum disaksikan personel KP Akkajeng |
Tim 5 berdiskusi dengan Pak. H. Munir mengenai penerapan 5R di KP Akkajeng |
Tim 5 berpose bersama dengan Pak H. Munir beserta personel KP Akkajeng |
Selanjutnya Tim 5 meninggalkan KP
Akkajeng menyusuri poros SOLO-Tarumpakkae dengan mengikuti jaringan SUTM. Sesampai
di pertigaan yang merupakan poros Sengkang-Belopa, Tim 5 memutuskan untuk
menuju ke Kantor Pelayanan yang paling jauh terlebih dahulu, yaitu KP Bullete.
Dari pertigaan tersebut Tim belok kanan menyusuri poros Sengkang-Belopa, sampai
dengan menjelang perbatasan kabupaten Wajo dengan kabupaten Luwu, tepatnya di
kecamatan Siwa.
KP Bulete dulunya adalah sebuah
Ranting di bawah asuhan Area Watampone, tapi karena jumlah pelanggannya tidak
berkembang, akhirnya digabung dengan ranting Paria, dan berubah menjadi KP
Bulete seperti yang saat ini kita kenal. Kalau kita mengarah ke Belopa, lokasi
KP Bulete terletak di pertigaan sebelum Pasar Siwa belok kanan, masuk lorong
agak menurun di depan sekolah. Kebetulan saat Tim 5 mengunjungi KP Bulete, Pak
Rais (Pegawai yang bertugas di KP Bulete) sedang mengikuti diklat di Makassar,
sehingga Tim hanya bertemu dengan personel PP Dist KP Bulete.
Karena lokasinya di perbatasan
dengan daerah Luwu Raya, yang terkenal sebagai penghasil durian, bila kita
berkunjung pada musimnya di KP Bulete, maka sajiannya adalah durian, langsat,
dan rambutan yang baru dipetik dari pohon. Tetapi karena Tim 5 berkunjung saat
bulan Ramadhan, maka sajian sajian tersebut tidak tersedia. Berikut laporan
pandangan matanya.
Tampak depan KP
Bulete
|
Pak H.Nasrum memberikan “buah tangan” kepada personil PP Dist KP Bulete |
Ki-Ka: Mas Weda, Mbak Inggrit, Pak H. Nasrum, Mas Cahyo dan Personel PP Dist KP Bulete berpose di depan KP Bulete |
Tidak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 11:55 WITA, saatnya Tim 5 memutar kompas meluncur ke KP Keera
yang terletak di jalan poros Sengkang-Belopa. Jika kita mengarah ke Sengkang,
KP Keera terletak di sebelah kanan jalan poros Sengkang-Belopa. Bedanya jika di
KP Bulette kita disambut dengan jalanan menurun maka di KP Keera kita akan
sedikit menanjak menuju KP Keera. Pegawai KP Keera yang bertugas saat itu
adalah Muhammad Fadil Aziz yang baru saja menerima SK Pegawai, dengan keceriaan
Mas Fadil beserta personel PP Dist KP Bulete menyambut kedatangan Tim 5. Berikut
laporan penampakannya.
KP Keera yang terletak di pinggir jalan poros Sengkang-Belopa |
Mas Fadil menerima “buah
tangan” dari Pak H. Nasrum
|
Tim 5 berpose bersama dengan Mas Fadil beserta personil PP Dist |
Setelah 30 menit berdiskusi
dengan Mas Fadil dan personel PP Dist nya, tiba saatnya bagi Tim 5 untuk berpamitan
menuju lokasi berikutnya sekaligus lokasi terakhir yang dikunjungi oleh Tim 5
pada edisi “Safari OPI” ini. Lokasi terakhir
yang dituju adalah Rayon Paria, kembali menyusuri jalan poros Sengkang-Belopa ke
arah Sengkang, dengan menempuh waktu sekitar 35 menit, Tim 5 tiba di Rayon
Paria.
Rayon Paria terletak di pinggir jalan poros Sengkang-Belopa, sebelah kiri jalan bila kita menuju ke arah Sengkang. Paria sendiri adalah nama sebuah desa, yang terletak di kecamatan Majauleng. Kantornya sangat sederhana, hanya bangunan satu lantai, dan di depannya ada bangunan Musholla yang belum rampung. Bangunan Musholla itulah yang akan diselesakan dengan bantuan dana dari LAZIS.
Tampak depan Kantor
Rayon Paria di pinggir jalan poros Sengkang-Belopa, terlihat bangunan Musholla
yang belum beratap.
|
Di Rayon Paria, Tim 5 disambut
oleh Pak Muh. Asis (Manajer Rayon Paria) beserta staff sekitar pukul 13:05 WITA.
Karena merupakan tujuan terakhir, Tim 5 memutuskan untuk rehat dan melaksanakan
sholat Dzuhur di Rayon Paria. Ketika hendak mengambil air untuk Wudhu, Tim 5
Melihat instruksi Pak PLT.MA telah dilaksanakan meskipun belum seratus persen
rampung, yaitu membuat lubang resapan Biopori di sekitar halaman kantor Rayon
Paria.
Lubang-lubang Biopori yang terletak di halaman belakang kantor dekat tempat wudhu |
Setelah ibadah sholat Dzuhur dan
beramah tamah dengan para staff kantor Rayon Paria, acara “Safari OPI”
dilanjutkan dengan penyerahan “buah tangan” ala OPI Watampone kepada personel
PP Dist Rayon Paria, berikut liputannya.
Pak H. Nasrum memberikan “buah tangan” kepada personel PP Dist, tampak Pak Muh. Asis (Manajer Rayon Paria) tersenyum menyaksikan |
Tim 5 berpose bersama Manajer Rayon beserta staff Rayon Paria |
Tepat pada pukul 13:54 WITA, tim
5 bertolak menuju Area Watampone, misi “Safari OPI” telah selesai dilaksanakan.
Sudah jauh-jauh datang ke Rayon Paria, tak lengkap rasanya kalau tidak singgah
ke Pasar Tempe. Sebuah pasar yang sangat “legendaris” dan terletak di pinggir
sungai Walannae yang bersumber dari Danau Tempe, perlu diketahui Danau Tempe
memperoleh pasokan air dari sungai Bila, dan anak sungainya Bulu Cenrana.
Tak ingin kehilangan kesempatan,
Pak H.Nasrum pun mengajak singgah di Pasar Tempe untuk membeli salah satu bahan
masakan untuk makanan favourite nya yaitu telur ikan Danau Tempe. Selain itu Pasar
Tempe memang terkenal dengan produk ikan keringnya. Danau Tempe memiliki
species ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain, seperti ikan sidat. Berikut
laporan pandangan matanya.
Situasi Pasar Tempe ditengah terik matahari, tampak jajaran ikan kering di depan lapak penjual |
Jajaran perahu sebagai alat transportasi di sepanjang aliran sungai Danau Tempe |
Jajaran Rumah Terapung yang menjadi ciri khas penduduk di sekitar sungai Walannae dan Danau Tempe |
Selesai sudah misi "SAFARI OPI" Tim 5 menjelajahi poros Sengkang-Belopa. Pukul 15:00, DW 1081 AD akhirnya memutuskan untuk kembali ke Kantor Area Watampone. Meskipun jauh dan minim fasilitas, namun petugas garis depan Kantor Pelayanan dibawah asuhan Rayon Paria tetap semangat melayani pelanggan. Salut untuk integritas para petugas.
"Rahasia sukses sebenernya adalah semangat. Ya, lebih dari semangat adalah bersemangat. Saya suka melihat orang bersemangat. Apabila mereka bersemangat, mereka membuat hidup mereka sukses".
-John D Rockefeller Jr-
TETAP BEKERJA KERAS, BEKERJA CERDAS, DAN BEKERJA IKHLAS..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar