Seandainya ditanyakan, apakah Tim OPI
membutuhkan dukungan Manajemen PLN Area Watampone ? tentu sudah sangat jelas
jawabannya, “so pasti lah”….User OPI
itu adalah Manajemen, jadi dukungan Manajemen adalah harus dan mutlak sifatnya.
Yang masih menjadi perdebatan, “dukungan manajemen” itu seperti apa sih ?
Apakah “dukungan manajemen” itu identik dengan support dana yang tidak terbatas
? Ataukah “dukungan manajemen” itu sama dengan pemberian fasilitas yang
melimpah ?
Yakinlah akan ada seribu satu
jawaban, pendapat, bahkan baku tukar pikiran, menanggapi pertanyaan-pertanyaan
di atas. Apalagi kalau yang dimaksud “dukungan manajemen” itu, adalah dukungan
dari Manajer Area. Dengan cara berpikir yang sangat logis, kalau Manajer Area
sudah mendukung, mau nggak mau, para Asman, para Manajer Rayon, para Supervisor
di Area dan Rayon, serta seluruh pegawai pun akan mendukungnya. Nah kalau yang
dimaksud adalah itu, Tim OPI PLN Area Watampone mendapatkannya, yaitu sikap
Pelaksana Tugas Manajer Area (pak Plt. MA) yang merasa sebagai “USER OPI”.
Sedikit menengok ke belakang, Tim OPI
PLN Area Watampone baru bertemu Plt. MA, seminggu menjelang Boot Camp III di
Udiklat Semarang, tanggal 28 s.d 30 Januari 2014 (Beliau memang sertijab
tanggal 9 Januari 2014, namun baru aktif Full tanggal 22 Januari 2014, karena
harus menyelesaikan tugas sebagai Asman Jaringan Area Bekasi, yang sempat
dilanda Banjir besar waktu itu).
Para “Local Coach” yang mengikuti
Boot Camp III saat itu (pak H Nasrum, pak Bakhtiar, mas Anggih, mas Cahyo, mas
Agus Kurniawan, mbak Wella, dan mbak Luri), mulai mengenali “sikap” pak Plt. MA
ketika diajak mengunjungi Kantor Area Semarang, untuk melihat dan belajar
implementasi 5 S/5 R di Area Semarang. Ada yang tidak biasa setelah kunjungan
itu :
![]() |
Ki-Ka : mas Agus, mas Anggih, mbak
Wella, mbak Luri, pak Bakhtiar, mas Cahyo, dan pak Plt. MA (pak H Nasrum
tertutupi dan masih sibuk diskusi dengan pelayan restoran, sehingga lupa ikut
berpose)
|
Pada kesempatan itu, dan beberapa
kesempatan selanjutnya, pak Plt. MA berbagi cerita mengenai pentingnya usaha, dan
jangan terlalu berpikir soal kendala duluan. Kalau belum-belum sudah mikir
kendala, soal dana misalkan, bisa-bisa waktu dan energi habis untuk mikir,
bukan untuk melakukan sesuatu. Pesannya sederhana, tapi sungguh sulit
melaksanakannya. Hal yang terlihat “glamour” tidak harus menghabiskan dana yang
besar, asal kita mau berpikir untuk menghasilkan ide dan gagasan yang besar.
Berulang-ulang beliau selalu menyitir
tulisan pak Dahlan Iskan (Pak DIS sepertinya adalah salah seorang idola pak
Plt. MA, karena di Rujab banyak sekali buku-buku mengenai pak DIS, termasuk
sebuah buku tebal berjudul “The Next One, biografi Dahlan Iskan) : “Gunung
tidak harus tinggi, yang penting ada dewanya. Sungai tidak perlu dalam, yang
penting ada naganya”.
Tim OPI PLN Area Watampone pun
langsung mendapatkan “soal ujian”, ketika diminta meng”coach” implementasi 5 S
/ 5 R di Kantor Area, sepulang dari Semarang. Program Implementasi 5 S / 5 R di
PLN Area Watampone, dikomandani oleh pak Hardi (Spv Administrasi Umum), dan
melibatkan seluruh Srikandi di PLN Area Watampone.
Namun ada “Soal Ujian” dari Pak Plt.
MA yang lebih paten : “Tolong diubah tampilan Kantor Area, tanpa membangun
baru”. Sebuah “Soal Ujian” yang akhirnya bisa dijawab dengan sangat baik oleh
pak Hardi, Mas Anggih Prasetya, Tim OPI, dan para Srikandi PLN Area Watampone.
Kebutuhan dananya hanya untuk beli cat, tapi ide dan gagasan besarnya yang
membuat tampilannya menjadi “GLAMOUR” punya (lebih jelas bisa di baca dalam
tulisan “berubah” ala PLN AreaWatampone di Blog ini juga). …..Horeee lulus…..ternyata kita
bisaa !!!
Selesai menjawab “satu soal”, bukan
berarti selesai ujian tho, setelah itu berdatangan lah “soal”-“soal” ujian yang
lain. Tapi kedatangan tenaga-tenaga baru (mas Weda, mbak Inggrit, mbak Annisa,
dan belakangan mas Adit), membuat mesin ide Tim OPI, berputar semakin kencang. Kesuksesan
melaksanakan kegiatan “tiga gawean besar” (Rapat Evaluasi Kinerja, Deklarasi
PLN Bersih, dan JUMPER), dengan dana terbatas hasil “swadaya” TIM OPI, dengan
segala suka-dukanya (lebih jelas bisa dilihat dalam tulisan “mengintip dapur OPI” di
Blog ini juga), ternyata membuat Tim OPI semakin bersemangat dan antusias.
Selain kebanggaan setelah sukses
melaksanakan acara, juga menimbulkan kesadaran baru, TIM OPI PLN Area Watampone
ternyata bisaa…. Dengan dukungan dana yang terbatas (Manajemen menyediakan
biaya untuk sarapan JUMPER dari SBO, bahkan air mineral saja harus didanai dari
Tim OPI sendiri), ternyata Tim OPI mampu membuat acara yang “GLAMOUR”.
Sejak acara “JUMPER”, Tim OPI merasa
diakui keberadaannya oleh keluarga besar PLN Area Watampone, khususnya para
pegawai alih daya. Image “denda rapat” yang selama ini melekat pada Tim OPI,
pupus dengan sendirinya. Ternyata Tim OPI bisa menyelenggarakan acara yang fun,
atraktif, dan mampu memotivasi seluruh keluarga besar PLN Area Watampone.
Dengan adanya tanggapan positif dari para peserta “JUMPER”, memberikan angin
baru dan menambah semangat Tim OPI untuk berimprovisasi dan membuat
“IDE”+”GAGASAN” besar lainnya.
Memasuki bulan Ramadhan, Tim OPI terpetik
ide untuk mengadakan acara GLAMOUR yang lain. Acara itu baru pertama kali
dilaksanakan di PLN Area Watampone. Acara intinya bakti social di panti asuhan,
tapi dikemas dalam bentuk sosialisasi kelistrikan. Judul acaranyapun maksa
“BRIGHT” (BeRbagI di Gemilang ramadHan yang fiTri), idenya biar kelihatan
GLAMOUR dan mengandung unsur PLN. Temanyapun sangat PLN yaitu “Terangi Negeri
di Bulan Suci dengan Ketulusan Hati dan Semangat Berbagi”. Hanya satu
kendalanya yaitu masalah kebutuhan dana.
Untuk memastikan kebutuhan dana, Tim
OPI dan Pak Plt.MA melakukan survey ke panti asuhan
|
Total general kebutuhan adalah 36
juta rupiah. Sementara LAZIS PLN Area Watampone menyiapkan dana sebesar 10 juta
rupiah untuk sumbangan ke panti asuhan dalam bentuk tunai. Sedangkan, Manajemen
membantu biaya konsumsi untuk buka puasa bersama di dua panti asuhan dimana
“BRIGHT” dilaksanakan sebesar 10,4 juta rupiah. Artinya Tim OPI harus
mengusahakan sendiri kekurangan dana sebesar 15,6 juta rupiah. WOW……..Padahal
kas Tim OPI hasil “denda rapat” sebesar 2 juta rupiah. Darimana uang sebesar
13,6 juta rupiah tersebut??
Kebutuhan dana yang sangat besar itu memaksa Tim
OPI untuk BRAINSTORMING sampai malam untuk mencari solusi agar dana terpenuhi. Sehingga
buka puasa pun hampir setiap hari dilaksanakan di kantor. WAR ROOM OPI jadi
saksi betapa panasnya perdebatan, tapi tidak meninggalkan keceriaan khas Tim
OPI Watampone.
Keceriaan buka puasa bersama disela BRAINSTORMING ala Tim OPI Watampone |
Orang bilang tiba masa tiba akal.
Langkah awal yang diambil Tim OPI adalah membuat desain poster penggalangan
dana yang bisa menarik perhatian dari donatur. Kemudian, Tim OPI menyiapkan
rekening terpisah sebagai tempat penampungan dana dari donatur. Berikut
“IDE”+”GAGASAN” Tim OPI untuk menarik perhatian donatur :
![]() |
Desain penggalangan dana ala Tim OPI Watampone yang eye catching |
Tidak hanya berhenti sampai disini,
adapun strategi dalam penggalangan dana yang kedua yaitu proposal acara
“BRIGHT” dikirimkan ke seluruh email keluarga besar PLN Area Watampone.
Strategi ketiga, seluruh anggota Tim OPI memberi contoh dengan menjadi donatur
pertama, hal ini diharapkan mampu menggerakkan hati keluarga besar PLN Area
Watampone lainnya. (anggota Tim OPI yang notabene adalah staf dan pegawai baru
saja ikut menjadi donatur, masa dari pihak manajemen dan pegawai senior tidak
membuka dompetnya :))
Strategi selanjutnya adalah
memposting poster tersebut di halaman media social yang dimiliki Tim OPI.
Bahkan, postingan Mas Anggih di-share oleh PLN Tivi. Sehingga banyak yang tahu
tentang penggalangan dana untuk acara “BRIGHT”. Terimakasih untuk PLN Tivi…:).
Selain via facebook, informasi penggalangan dana juga disebarluaskan melalui
milis oleh Pak Bakhtiar. Salah satu yang terjaring dengan cara ini adalah Pak
Herry Muftiar (Manajer Rayon Mawasangka, Area Bau-Bau). Beliau menyumbang dalam
jumlah yang cukup besar. Terimakasih untuk Pak Herry…
“IDE”+”GAGASAN” yang paling topcer adalah
bersama-sama mengganti display picture(DP) dan status BBM dengan poster
penggalangan dana “BRIGHT” setiap hari jam 9 pagi. Ternyata tidak hanya Tim OPI
yang mengupdate DP+status BBM tersebut, dari pihak manajemenpun “latah” untuk
ikut kesepakatan tersebut.
Hasilnya ternyata sungguh diluar dugaan Tim OPI,
antusiasme para donator sangat luar biasa, sehingga aliran dana melebihi
kebutuhan. Bila sebelumnya ada kesan, Tim OPI bersaing dalam menggalang dana
dengan kegiatan bakti sosial yang dimotori oleh ibu-ibu pegawai dan alih daya,
ujung-ujungnya Tim OPI bisa turut menyumbang kegiatan bakti sosial tersebut
(lebih lengkap baca tulisan “Kegiatan BaktiSosial Keluarga Besar PLN Area Watampone”)
Tampak Mbak Wella mewakili Tim OPI
menyerahkan sumbangan dana kepada panitia bakti social yang diwakili Mbak
Indah, Bu Andi Sutra, dan Mbak Septy, serta disaksikan Pak Nur Kawali selaku
manajer LAZIS
|
Kelebihan penggalangan dana juga
digunakan untuk menjawab tantangan Pak Plt. MA, untuk membuktikan eksistensi Tim
OPI di “DUNIA NYATA”, yang dikemas dalam kegiatan SAFARI OPI, khususnya untuk
pengadaan “buah tangan”. Lebih jelas tentang acara SAFARI OPI bisa dibaca dalam
tulisan “SAFARI OPI”. Penampilan “buah tangan” SAFARI OPI sebagai
berikut :
Tak ketinggalan tampak Kartu Ucapan
Lebaran ala Tim OPI Watampone
|
Selain dari sisi penggalangan dana,
“IDE”+”GAGASAN” muncul dari sisi penghematan penggunaan anggaran (kalau di PLN
namanya CRMP (Cost Revenue Management Program)). Penghematan anggaran dilakukan
dengan cara mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari belanja kebutuhan sampai
dengan packing bingkisan. Sebelum belanja, Tim OPI survey harga di beberapa
toko hingga ke Makassar pun dijabanin untuk mendapatkan harga yang terbaik.
Selanjutnya packing yang semula telah dianggarkan, tidak jadi dilaksanakan.
Ujung-ujungnya Tim OPI memilih untuk packing sendiri. Berikut dokumentasinya :
Ditengah malam, disaat pegawai yang
lain sudah pulang, Tim OPI masih sibuk membungkus bingkisan untuk acara
“BRIGHT”
|
Waktu
berlalu, hari H pun tiba. Kesibukan Tim OPI bukannya berkurang, tapi semakin
bertambah. Hari itu Jumat, 18 Juli 2014 adalah waktu pelaksanaan acara
BRIGHT#1. Berikut laporan pandangan matanya:
Seusai Sholat Jumat, Tim OPI mulai menyiapkan “logistic” BRIGHT#1 ke lokasi Panti Asuhan Zubaedy. Meski berat, tidak menghilangkan keceriaan Tim OPI |
Mas Ardik merelakan bahunya untuk tumpuan Mas Aji memasang spanduk acara BRIGHT#1 |
Briefing sebelum BRIGHT#1 dimulai
|
Bantuan tidak terduga dari Aldy dalam
mengumpulkan sampah sisa buka bersama
|
Sesuai kesepakatan, Tim OPI makan setelah seluruh kegiatan selesai |
Tidak langsung pulang, karena Tim OPI
berbagi konsumsi dengan Rayon Hasanuddin (diwakili Pak Dodi, Spv Teknik)
|
Tak lupa berbagi dengan security
Kantor Area
|
Bukannya langsung pulang, Tim OPI masih melakukan evaluasi acara BRIGHT#1 di WAR ROOM, rasa kantuk pun kalah oleh antusias dan semangat |
Setelah hari Senin, 21 Juli 2014 ada
kegiatan bakti sosial Keluarga Besar PLN Area Watampone kepada para pendayung
becak, tibalah saatnya pelaksanaan BRIGHT#2 pada Hari Selasa, 22 Juli 2014 di
Panti Asuhan Darussalam Sengkang. Karena lokasi berada di Kota Sengkang
(sekitar 70 km dari Kota Watampone), Tim OPI harus berangkat pagi-pagi untuk
menyiapkan acaranya. Berikut laporan pandangan matanya:
Briefing dan check list perlengkapan
yang akan dibawa ke Kota Sengkang
|
Mas Weda memasang spanduk acara
dibantu Mbak Carlita dan Pak Said (Spv Adm Rayon Sengkang)
|
Tidak lupa berpose sadar kamera
setelah lokasi acara selesai dipersiapkan
|
Ki-Ka : Mas Agus Kurniawan, Mbak
Inggrit, Mas Aji, Mbak Carlita, Mas Anggih, Mbak Wella, Mas Adit, Mbak Annisa,
Mas Weda
|
Seperti biasa, Tim OPI selalu datang
paling awal dan pulang paling akhir untuk mengamankan perlengkapan
|
Spanduk acara BRIGHT#2 digunakan
untuk berpose bersama sebelum dilepas :)
|
Ketersediaan dana memang penting,
tapi Tim OPI Area Watampone sudah membuktikan “IDE”+”GAGASAN” bisa mengalahkan
keterbatasan yang ada. “IDE”+”GAGASAN” besar bisa mendatangkan dukungan dana
yang melebihi perkiraan. Salam dari kami Tim OPI PLN Area Watampone..
Mari terus berkarya, karena pribadi
yang kuat tidak mengeluh terhadap lingkungan yang tidak mendukung, tapi Ia
berusaha untuk mengubah lingkungan tersebut.
Bukan bisa atau tidak
bisa, tapi MAU atau TIDAK MAU.. :)
Mantap Menthonk...
BalasHapusMantap TIM OPI PLN Area Watampone, maju terusssssssssss
BalasHapus