Senin, 11 Agustus 2014

Ada saatnya kekuatan “IDE” + “GAGASAN” (OPI PLN Area Watampone) melebihi ketersediaan Dana dan Fasilitas


Seandainya ditanyakan, apakah Tim OPI membutuhkan dukungan Manajemen PLN Area Watampone ? tentu sudah sangat jelas jawabannya, “so pasti lah”….User OPI itu adalah Manajemen, jadi dukungan Manajemen adalah harus dan mutlak sifatnya. Yang masih menjadi perdebatan, “dukungan manajemen” itu seperti apa sih ? Apakah “dukungan manajemen” itu identik dengan support dana yang tidak terbatas ? Ataukah “dukungan manajemen” itu sama dengan pemberian fasilitas yang melimpah ?

Yakinlah akan ada seribu satu jawaban, pendapat, bahkan baku tukar pikiran, menanggapi pertanyaan-pertanyaan di atas. Apalagi kalau yang dimaksud “dukungan manajemen” itu, adalah dukungan dari Manajer Area. Dengan cara berpikir yang sangat logis, kalau Manajer Area sudah mendukung, mau nggak mau, para Asman, para Manajer Rayon, para Supervisor di Area dan Rayon, serta seluruh pegawai pun akan mendukungnya. Nah kalau yang dimaksud adalah itu, Tim OPI PLN Area Watampone mendapatkannya, yaitu sikap Pelaksana Tugas Manajer Area (pak Plt. MA) yang merasa sebagai “USER OPI”.

Sedikit menengok ke belakang, Tim OPI PLN Area Watampone baru bertemu Plt. MA, seminggu menjelang Boot Camp III di Udiklat Semarang, tanggal 28 s.d 30 Januari 2014 (Beliau memang sertijab tanggal 9 Januari 2014, namun baru aktif Full tanggal 22 Januari 2014, karena harus menyelesaikan tugas sebagai Asman Jaringan Area Bekasi, yang sempat dilanda Banjir besar waktu itu).

Para “Local Coach” yang mengikuti Boot Camp III saat itu (pak H Nasrum, pak Bakhtiar, mas Anggih, mas Cahyo, mas Agus Kurniawan, mbak Wella, dan mbak Luri), mulai mengenali “sikap” pak Plt. MA ketika diajak mengunjungi Kantor Area Semarang, untuk melihat dan belajar implementasi 5 S/5 R di Area Semarang. Ada yang tidak biasa setelah kunjungan itu :

Ki-Ka : mas Agus, mas Anggih, mbak Wella, mbak Luri, pak Bakhtiar, mas Cahyo, dan pak Plt. MA (pak H Nasrum tertutupi dan masih sibuk diskusi dengan pelayan restoran, sehingga lupa ikut berpose) 

Pada kesempatan itu, dan beberapa kesempatan selanjutnya, pak Plt. MA berbagi cerita mengenai pentingnya usaha, dan jangan terlalu berpikir soal kendala duluan. Kalau belum-belum sudah mikir kendala, soal dana misalkan, bisa-bisa waktu dan energi habis untuk mikir, bukan untuk melakukan sesuatu. Pesannya sederhana, tapi sungguh sulit melaksanakannya. Hal yang terlihat “glamour” tidak harus menghabiskan dana yang besar, asal kita mau berpikir untuk menghasilkan ide dan gagasan yang besar.

Berulang-ulang beliau selalu menyitir tulisan pak Dahlan Iskan (Pak DIS sepertinya adalah salah seorang idola pak Plt. MA, karena di Rujab banyak sekali buku-buku mengenai pak DIS, termasuk sebuah buku tebal berjudul “The Next One, biografi Dahlan Iskan) : “Gunung tidak harus tinggi, yang penting ada dewanya. Sungai tidak perlu dalam, yang penting ada naganya”.

Tim OPI PLN Area Watampone pun langsung mendapatkan “soal ujian”, ketika diminta meng”coach” implementasi 5 S / 5 R di Kantor Area, sepulang dari Semarang. Program Implementasi 5 S / 5 R di PLN Area Watampone, dikomandani oleh pak Hardi (Spv Administrasi Umum), dan melibatkan seluruh Srikandi di PLN Area Watampone.

Namun ada “Soal Ujian” dari Pak Plt. MA yang lebih paten : “Tolong diubah tampilan Kantor Area, tanpa membangun baru”. Sebuah “Soal Ujian” yang akhirnya bisa dijawab dengan sangat baik oleh pak Hardi, Mas Anggih Prasetya, Tim OPI, dan para Srikandi PLN Area Watampone. Kebutuhan dananya hanya untuk beli cat, tapi ide dan gagasan besarnya yang membuat tampilannya menjadi “GLAMOUR” punya (lebih jelas bisa di baca dalam tulisan “berubah” ala PLN AreaWatampone di Blog ini juga). …..Horeee lulus…..ternyata kita bisaa !!!

Selesai menjawab “satu soal”, bukan berarti selesai ujian tho, setelah itu berdatangan lah “soal”-“soal” ujian yang lain. Tapi kedatangan tenaga-tenaga baru (mas Weda, mbak Inggrit, mbak Annisa, dan belakangan mas Adit), membuat mesin ide Tim OPI, berputar semakin kencang. Kesuksesan melaksanakan kegiatan “tiga gawean besar” (Rapat Evaluasi Kinerja, Deklarasi PLN Bersih, dan JUMPER), dengan dana terbatas hasil “swadaya” TIM OPI, dengan segala suka-dukanya (lebih jelas bisa dilihat dalam tulisan “mengintip dapur OPI” di Blog ini juga), ternyata membuat Tim OPI semakin bersemangat dan antusias.

Selain kebanggaan setelah sukses melaksanakan acara, juga menimbulkan kesadaran baru, TIM OPI PLN Area Watampone ternyata bisaa…. Dengan dukungan dana yang terbatas (Manajemen menyediakan biaya untuk sarapan JUMPER dari SBO, bahkan air mineral saja harus didanai dari Tim OPI sendiri), ternyata Tim OPI mampu membuat acara yang “GLAMOUR”.  

Sejak acara “JUMPER”, Tim OPI merasa diakui keberadaannya oleh keluarga besar PLN Area Watampone, khususnya para pegawai alih daya. Image “denda rapat” yang selama ini melekat pada Tim OPI, pupus dengan sendirinya. Ternyata Tim OPI bisa menyelenggarakan acara yang fun, atraktif, dan mampu memotivasi seluruh keluarga besar PLN Area Watampone. Dengan adanya tanggapan positif dari para peserta “JUMPER”, memberikan angin baru dan menambah semangat Tim OPI untuk berimprovisasi dan membuat “IDE”+”GAGASAN” besar lainnya.

Memasuki bulan Ramadhan, Tim OPI terpetik ide untuk mengadakan acara GLAMOUR yang lain. Acara itu baru pertama kali dilaksanakan di PLN Area Watampone. Acara intinya bakti social di panti asuhan, tapi dikemas dalam bentuk sosialisasi kelistrikan. Judul acaranyapun maksa “BRIGHT” (BeRbagI di Gemilang ramadHan yang fiTri), idenya biar kelihatan GLAMOUR dan mengandung unsur PLN. Temanyapun sangat PLN yaitu “Terangi Negeri di Bulan Suci dengan Ketulusan Hati dan Semangat Berbagi”. Hanya satu kendalanya yaitu masalah kebutuhan dana.

Untuk memastikan kebutuhan dana, Tim OPI dan Pak Plt.MA melakukan survey ke panti asuhan
Total general kebutuhan adalah 36 juta rupiah. Sementara LAZIS PLN Area Watampone menyiapkan dana sebesar 10 juta rupiah untuk sumbangan ke panti asuhan dalam bentuk tunai. Sedangkan, Manajemen membantu biaya konsumsi untuk buka puasa bersama di dua panti asuhan dimana “BRIGHT” dilaksanakan sebesar 10,4 juta rupiah. Artinya Tim OPI harus mengusahakan sendiri kekurangan dana sebesar 15,6 juta rupiah. WOW……..Padahal kas Tim OPI hasil “denda rapat” sebesar 2 juta rupiah. Darimana uang sebesar 13,6 juta rupiah tersebut??

Kebutuhan dana yang sangat besar itu memaksa Tim OPI untuk BRAINSTORMING sampai malam untuk mencari solusi agar dana terpenuhi. Sehingga buka puasa pun hampir setiap hari dilaksanakan di kantor. WAR ROOM OPI jadi saksi betapa panasnya perdebatan, tapi tidak meninggalkan keceriaan khas Tim OPI Watampone.

Keceriaan buka puasa bersama disela BRAINSTORMING ala Tim OPI Watampone
Orang bilang tiba masa tiba akal. Langkah awal yang diambil Tim OPI adalah membuat desain poster penggalangan dana yang bisa menarik perhatian dari donatur. Kemudian, Tim OPI menyiapkan rekening terpisah sebagai tempat penampungan dana dari donatur. Berikut “IDE”+”GAGASAN” Tim OPI untuk menarik perhatian donatur :

Desain penggalangan dana ala Tim OPI Watampone yang eye catching

Tidak hanya berhenti sampai disini, adapun strategi dalam penggalangan dana yang kedua yaitu proposal acara “BRIGHT” dikirimkan ke seluruh email keluarga besar PLN Area Watampone. Strategi ketiga, seluruh anggota Tim OPI memberi contoh dengan menjadi donatur pertama, hal ini diharapkan mampu menggerakkan hati keluarga besar PLN Area Watampone lainnya. (anggota Tim OPI yang notabene adalah staf dan pegawai baru saja ikut menjadi donatur, masa dari pihak manajemen dan pegawai senior tidak membuka dompetnya :))

Strategi selanjutnya adalah memposting poster tersebut di halaman media social yang dimiliki Tim OPI. Bahkan, postingan Mas Anggih di-share oleh PLN Tivi. Sehingga banyak yang tahu tentang penggalangan dana untuk acara “BRIGHT”. Terimakasih untuk PLN Tivi…:). Selain via facebook, informasi penggalangan dana juga disebarluaskan melalui milis oleh Pak Bakhtiar. Salah satu yang terjaring dengan cara ini adalah Pak Herry Muftiar (Manajer Rayon Mawasangka, Area Bau-Bau). Beliau menyumbang dalam jumlah yang cukup besar. Terimakasih untuk Pak Herry…

“IDE”+”GAGASAN” yang paling topcer adalah bersama-sama mengganti display picture(DP) dan status BBM dengan poster penggalangan dana “BRIGHT” setiap hari jam 9 pagi. Ternyata tidak hanya Tim OPI yang mengupdate DP+status BBM tersebut, dari pihak manajemenpun “latah” untuk ikut kesepakatan tersebut.

Hasilnya ternyata sungguh diluar dugaan Tim OPI, antusiasme para donator sangat luar biasa, sehingga aliran dana melebihi kebutuhan. Bila sebelumnya ada kesan, Tim OPI bersaing dalam menggalang dana dengan kegiatan bakti sosial yang dimotori oleh ibu-ibu pegawai dan alih daya, ujung-ujungnya Tim OPI bisa turut menyumbang kegiatan bakti sosial tersebut (lebih lengkap baca tulisan “Kegiatan BaktiSosial Keluarga Besar PLN Area Watampone”)

Tampak Mbak Wella mewakili Tim OPI menyerahkan sumbangan dana kepada panitia bakti social yang diwakili Mbak Indah, Bu Andi Sutra, dan Mbak Septy, serta disaksikan Pak Nur Kawali selaku manajer LAZIS

Kelebihan penggalangan dana juga digunakan untuk menjawab tantangan Pak Plt. MA, untuk membuktikan eksistensi Tim OPI di “DUNIA NYATA”, yang dikemas dalam kegiatan SAFARI OPI, khususnya untuk pengadaan “buah tangan”. Lebih jelas tentang acara SAFARI OPI bisa dibaca dalam tulisan “SAFARI OPI”. Penampilan “buah tangan” SAFARI OPI sebagai berikut :

Tak ketinggalan tampak Kartu Ucapan Lebaran ala Tim OPI Watampone

Selain dari sisi penggalangan dana, “IDE”+”GAGASAN” muncul dari sisi penghematan penggunaan anggaran (kalau di PLN namanya CRMP (Cost Revenue Management Program)). Penghematan anggaran dilakukan dengan cara mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari belanja kebutuhan sampai dengan packing bingkisan. Sebelum belanja, Tim OPI survey harga di beberapa toko hingga ke Makassar pun dijabanin untuk mendapatkan harga yang terbaik. Selanjutnya packing yang semula telah dianggarkan, tidak jadi dilaksanakan. Ujung-ujungnya Tim OPI memilih untuk packing sendiri. Berikut dokumentasinya :

Ditengah malam, disaat pegawai yang lain sudah pulang, Tim OPI masih sibuk membungkus bingkisan untuk acara “BRIGHT”
Waktu berlalu, hari H pun tiba. Kesibukan Tim OPI bukannya berkurang, tapi semakin bertambah. Hari itu Jumat, 18 Juli 2014 adalah waktu pelaksanaan acara BRIGHT#1. Berikut laporan pandangan matanya:

Seusai Sholat Jumat, Tim OPI mulai menyiapkan “logistic” BRIGHT#1 ke lokasi Panti Asuhan Zubaedy. Meski berat, tidak menghilangkan keceriaan Tim OPI

Mas Ardik merelakan bahunya untuk tumpuan Mas Aji memasang spanduk acara BRIGHT#1

Briefing sebelum BRIGHT#1 dimulai

Bantuan tidak terduga dari Aldy dalam mengumpulkan sampah sisa buka bersama

Sesuai kesepakatan, Tim OPI makan setelah seluruh kegiatan selesai

Tidak langsung pulang, karena Tim OPI berbagi konsumsi dengan Rayon Hasanuddin (diwakili Pak Dodi, Spv Teknik)

Tak lupa berbagi dengan security Kantor Area

Bukannya langsung pulang, Tim OPI masih melakukan evaluasi acara BRIGHT#1 di WAR ROOM, rasa kantuk pun kalah oleh antusias dan semangat

Setelah hari Senin, 21 Juli 2014 ada kegiatan bakti sosial Keluarga Besar PLN Area Watampone kepada para pendayung becak, tibalah saatnya pelaksanaan BRIGHT#2 pada Hari Selasa, 22 Juli 2014 di Panti Asuhan Darussalam Sengkang. Karena lokasi berada di Kota Sengkang (sekitar 70 km dari Kota Watampone), Tim OPI harus berangkat pagi-pagi untuk menyiapkan acaranya. Berikut laporan pandangan matanya:

Briefing dan check list perlengkapan yang akan dibawa ke Kota Sengkang

Mas Weda memasang spanduk acara dibantu Mbak Carlita dan Pak Said (Spv Adm Rayon Sengkang)

Tidak lupa berpose sadar kamera setelah lokasi acara selesai dipersiapkan

Ki-Ka : Mas Agus Kurniawan, Mbak Inggrit, Mas Aji, Mbak Carlita, Mas Anggih, Mbak Wella, Mas Adit, Mbak Annisa, Mas Weda

Seperti biasa, Tim OPI selalu datang paling awal dan pulang paling akhir untuk mengamankan perlengkapan

Spanduk acara BRIGHT#2 digunakan untuk berpose bersama sebelum dilepas :)

Ketersediaan dana memang penting, tapi Tim OPI Area Watampone sudah membuktikan “IDE”+”GAGASAN” bisa mengalahkan keterbatasan yang ada. “IDE”+”GAGASAN” besar bisa mendatangkan dukungan dana yang melebihi perkiraan. Salam dari kami Tim OPI PLN Area Watampone..
Mari terus berkarya, karena pribadi yang kuat tidak mengeluh terhadap lingkungan yang tidak mendukung, tapi Ia berusaha untuk mengubah lingkungan tersebut.
Bukan bisa atau tidak bisa, tapi MAU atau TIDAK MAU.. :)

2 komentar: