Selasa, 08 April 2014

"Berubah" ala PLN Area Watampone


Masih ada yang ingat film “Ksatria Baja Hitam” ? sebuah film yang sangat spektakuler di tahun 90-an, dan ditayangkan di RCTI itu. Tentu anda masih ingat, saat Kotaro Minami akan menjadi “Ksatria Baja Hitam” (tentu saja dengan belalang tempurnya), satu teriakan khasnya adalah : “BERUBAH...!!!”


PLN Area Watampone juga sedang “berubah” (sedang mencoba meniru Kotaro Minami nih), tentu “berubah” ala PLN Area Watampone, dalam segi TAMPILAN nya dulu, mari kita lihat parade gambar berikut, untuk mengikuti “berubah” ala PLN Area Watampone :

Perubahan Tampak Depan
(Tampak depan PLN Area Watampone sebelum “berubah......!!!”)
(Tampak depan PLN Area Watampone sebelum “berubah......!!!”)
(Tampak depan PLN Area Watampone setelah “berubah......!!!”)




Perubahan Tampilan Pos Satpam
(Pos Satpam PLN Area Watampone sebelum “berubah.....!!!”)
(Pos Satpam PLN Area Watampone setelah “berubah...!!!”)



Perubahan Tampak Samping
(Tampak samping PLN Area Watampone sebelum “berubah......!!!”)
(Tampak samping PLN Area Watampone setelah “berubah......!!!”)


Mengapa “berubah” ala PLN Area Watampone mengambil tema “Listrik Pintar” ? Apa “Listrik Pintar” itu ? kalau kita berada di Masjid Nurul Islam-Kelurahan Biru, dan memandang ke arah Kantor PLN Area Watampone, maka kita akan membaca satu tulisan di bawah simbol dan Listrik Pintar (yang Mirip Upin itu) : “Solusi isi ulang dari PLN”. Listrik Pintar adalah salah satu produk layanan PLN, yang memungkinkan Kawan Pintar (Panggilan khusus Pelanggan PLN Area Watampone di jagad Twitter dan Facebook) untuk mengendalikan pemakaian listriknya sendiri. Kawan Pintar bisa mengisi ulang “Stroom” (semacam pulsa kalau di HP) “Listrik Pintar” meski hanya memiliki uang Rp. 20.000,-. 

Bandingkan dengan Listrik Konvensional (Listrik dengan Meter Mekanik), dimana pelanggan harus membayar sejumlah rekening listrik yang ditentukan oleh PLN (tentu berdasarkan hasil pencatatan meter oleh petugas cater, yang terkadang juga tidak akurat).

Disebut Listrik Pintar, karena bisa memberikan kesempatan yang luas, kepada kawan pintar untuk melaksanakan penghematan pemakaian listriknya. Dengan Listrik Pintar, maka Kawan pintar turut membuat bumi kita akan semakin “hijau”. Karena semakin hemat pemakaian listrik kita, maka semakin sedikit batu bara atau gas atau minyak bumi yang harus dibakar.

Satu hal lagi yang menjadi keistimewaan Listrik Pintar, yaitu memerdekakan kawan pintar dari “jeratan hutang”. Lho kok bisa ??? dengan listrik konvensional, maka kita memakai dulu listriknya, dicatat petugas, dan baru ditagihkan PLN dengan terbitnya rekening listrik. “Hutang” itu baru lunas setelah kita membayar rekening listrik tersebut. Masalahnya adalah bagaimana kalau yang dicatat petugas salah, jadi yang ditagihkan PLN kurang dari yang kita pakai (meski itu bukan salah kita, tapi salah petugas atau salah PLN), sesungguhnya kita masih “terjerat hutang” atas listrik yang kita pakai, betul kan ?

Yang lebih jadi masalah, misalkan ternyata kita meninggal, sebelum listrik yang kita pakai itu lunas terbayar (sekali lagi meski bukan salah pelanggan), maka kita akan terjerat “hutang” pemakaian listrik tersebut di alam kubur, bahkan mungkin di Akhirat kelak, bila keluarga kita sampai kelupaan melunasi “hutang pemakaian listrik” tersebut. Jadi dengan Listrik Pintar, maka kawan pintar terbebas dari kemungkinan “terjerat hutang pemakaian listrik”, karena sudah lebih dulu membayar stroom listrik yang mau dipakai....


Man behind the Gun “berubah” ala PLN Area Watampone

Ada yang bilang di belakang pria yang sukses, pasti ada wanita luar biasa yang mendukungnya. Demikian juga ketika PLN Area Watampone “berubah”, ada orang-orang luar biasa yang membuatnya terjadi.

Yang pertama namanya pak HARDI, jabatan resminya di PLN Area Watampone adalah Supervisor Administrasi Umum. Namun dalam perubahan tampilan PLN Area Watampone, pak HARDI adalah “THE COMANDER”, beliaulah yang memimpin pelaksanaan eksekusinya. Pria asli Palembang (meski banyak yang menyangka pak HARDI adalah orang Sengkang), dan bapak dari dua orang putra ini, memang ditugaskan untuk melaksanakan PA (Project Assignment) mengenai 5 R di PLN Area Watampone. Tugas yang membawa pak Hardi memimpin langsung PLN Area Watampone “berubah”. Pengalaman kerjanya yang pernah di Bau Bau selama hampir 9 tahun, dan sekitar satu tahun di PLN Area Watampone terbukti jelas ketika akhirnya PLN Area Watampone benar-benar “berubah”.

Pria kedua adalah orang asli Yogyakarta, lulusan D3 UGM tentunya, namanya mas Anggih Prasetya (kenapa mas ? karena memang masih bujangan, high quality jomblo lah). Mas Anggih lah yang layak disebut sang “KONSEPTOR” alias “DESIGNER” perubahan tampilan PLN Area Watampone.  Meski tugas sehari-harinya adalah staf Pelayanan Pelanggan, namun kemampuannya dalam mendesign PLN Area Watampone “berubah”, sudah terbukti nyata. Visi, imaginasi, dan kreatifitas nya memang luar biasa, meski baru sekitar 3 tahun bergabung di PLN Area Watampone.

Yang ketiga adalah “Girl and Women Power” atau para SRIKANDI di PLN Area Watampone, para pegawai maupun pegawai alih daya wanita di PLN Area Watampone. Para Srikandi itulah yang menjadi “MOTOR” dan “DINAMO” terjadinya “berubah” ala PLN Area Watampone. Namanya “MOTOR” dan “DINAMO”, kalau tidak ada para Srikandi, maka “berubah” ala PLN Area Watampone itu, hanya akan menjadi mimpi, mimpi indah yang tidak akan pernah terwujud, jadi memang layak kalau para srikandi itu diberikan kue eh apresiasi atas peran aktifnya tersebut......








2 komentar:

  1. Acececece.. Kantornya cantik di....?
    Luar Biasaaaa.....
    Bone memang mantab...
    eh yang bener pln bone atau watampone nih min?

    BalasHapus
  2. PLN Watampone berada di Kota Watampone Kabupaten Bone, jadi kami terkenal juga dengan nama PLN Bone Pak Aji :)

    BalasHapus