Masih ada yang ingat film “Ksatria Baja Hitam” ? sebuah film
yang sangat spektakuler di tahun 90-an, dan ditayangkan di RCTI itu. Tentu anda
masih ingat, saat Kotaro Minami akan menjadi “Ksatria Baja Hitam” (tentu saja dengan
belalang tempurnya), satu teriakan khasnya adalah : “BERUBAH...!!!”
PLN Area Watampone juga sedang “berubah” (sedang mencoba
meniru Kotaro Minami nih), tentu “berubah” ala PLN Area Watampone, dalam segi
TAMPILAN nya dulu, mari kita lihat parade gambar berikut, untuk mengikuti
“berubah” ala PLN Area Watampone :
Perubahan Tampak Depan
(Tampak depan PLN Area Watampone sebelum “berubah......!!!”) |
(Tampak depan PLN Area Watampone
setelah “berubah......!!!”)
(Pos Satpam PLN Area Watampone
sebelum “berubah.....!!!”)
(Pos Satpam PLN Area
Watampone setelah “berubah...!!!”)
Perubahan Tampak Samping
(Tampak samping PLN
Area Watampone sebelum “berubah......!!!”)
(Tampak samping PLN
Area Watampone setelah “berubah......!!!”)
Mengapa “berubah” ala PLN Area Watampone mengambil tema
“Listrik Pintar” ? Apa “Listrik Pintar” itu ? kalau kita berada di Masjid Nurul
Islam-Kelurahan Biru, dan memandang ke arah Kantor PLN Area Watampone, maka
kita akan membaca satu tulisan di bawah simbol dan Listrik Pintar (yang Mirip
Upin itu) : “Solusi isi ulang dari PLN”. Listrik Pintar adalah salah satu
produk layanan PLN, yang memungkinkan Kawan Pintar (Panggilan khusus Pelanggan
PLN Area Watampone di jagad Twitter dan Facebook) untuk mengendalikan pemakaian
listriknya sendiri. Kawan Pintar bisa mengisi ulang “Stroom” (semacam pulsa
kalau di HP) “Listrik Pintar” meski hanya memiliki uang Rp. 20.000,-.
Bandingkan dengan Listrik Konvensional (Listrik dengan Meter Mekanik), dimana pelanggan
harus membayar sejumlah rekening listrik yang ditentukan oleh PLN (tentu
berdasarkan hasil pencatatan meter oleh petugas cater, yang terkadang juga
tidak akurat).
Disebut Listrik Pintar, karena bisa memberikan kesempatan
yang luas, kepada kawan pintar untuk melaksanakan penghematan pemakaian
listriknya. Dengan Listrik Pintar, maka Kawan pintar turut membuat bumi kita
akan semakin “hijau”. Karena semakin hemat pemakaian listrik kita, maka semakin
sedikit batu bara atau gas atau minyak bumi yang harus dibakar.
Satu hal lagi yang menjadi keistimewaan Listrik Pintar, yaitu
memerdekakan kawan pintar dari “jeratan hutang”. Lho kok bisa ??? dengan
listrik konvensional, maka kita memakai dulu listriknya, dicatat petugas, dan
baru ditagihkan PLN dengan terbitnya rekening listrik. “Hutang” itu baru lunas
setelah kita membayar rekening listrik tersebut. Masalahnya adalah bagaimana
kalau yang dicatat petugas salah, jadi yang ditagihkan PLN kurang dari yang
kita pakai (meski itu bukan salah kita, tapi salah petugas atau salah PLN), sesungguhnya
kita masih “terjerat hutang” atas listrik yang kita pakai, betul kan ?
Yang lebih jadi masalah, misalkan ternyata kita meninggal,
sebelum listrik yang kita pakai itu lunas terbayar (sekali lagi meski bukan
salah pelanggan), maka kita akan terjerat “hutang” pemakaian listrik tersebut
di alam kubur, bahkan mungkin di Akhirat kelak, bila keluarga kita sampai
kelupaan melunasi “hutang pemakaian listrik” tersebut. Jadi dengan Listrik
Pintar, maka kawan pintar terbebas dari kemungkinan “terjerat hutang pemakaian
listrik”, karena sudah lebih dulu membayar stroom listrik yang mau dipakai....
Man behind the Gun
“berubah” ala PLN Area Watampone
Ada yang bilang di belakang pria yang sukses, pasti ada
wanita luar biasa yang mendukungnya. Demikian juga ketika PLN Area Watampone
“berubah”, ada orang-orang luar biasa yang membuatnya terjadi.
Yang pertama namanya pak HARDI,
jabatan resminya di PLN Area Watampone adalah Supervisor Administrasi Umum.
Namun dalam perubahan tampilan PLN Area Watampone, pak HARDI adalah “THE
COMANDER”, beliaulah yang memimpin pelaksanaan eksekusinya. Pria asli Palembang
(meski banyak yang menyangka pak HARDI adalah orang Sengkang), dan bapak dari
dua orang putra ini, memang ditugaskan untuk melaksanakan PA (Project
Assignment) mengenai 5 R di PLN Area Watampone. Tugas yang membawa pak Hardi
memimpin langsung PLN Area Watampone “berubah”. Pengalaman kerjanya yang pernah
di Bau Bau selama hampir 9 tahun, dan sekitar satu tahun di PLN Area Watampone
terbukti jelas ketika akhirnya PLN Area Watampone benar-benar “berubah”.
Pria kedua adalah orang asli Yogyakarta, lulusan D3 UGM
tentunya, namanya mas Anggih Prasetya
(kenapa mas ? karena memang masih bujangan, high quality jomblo lah). Mas
Anggih lah yang layak disebut sang “KONSEPTOR” alias “DESIGNER” perubahan
tampilan PLN Area Watampone. Meski tugas
sehari-harinya adalah staf Pelayanan Pelanggan, namun kemampuannya dalam
mendesign PLN Area Watampone “berubah”, sudah terbukti nyata. Visi, imaginasi,
dan kreatifitas nya memang luar biasa, meski baru sekitar 3 tahun bergabung di
PLN Area Watampone.
Yang ketiga adalah “Girl and Women Power” atau para SRIKANDI
di PLN Area Watampone, para pegawai maupun pegawai alih daya wanita di PLN Area
Watampone. Para Srikandi itulah yang menjadi “MOTOR” dan “DINAMO” terjadinya
“berubah” ala PLN Area Watampone. Namanya “MOTOR” dan “DINAMO”, kalau tidak ada
para Srikandi, maka “berubah” ala PLN Area Watampone itu, hanya akan menjadi
mimpi, mimpi indah yang tidak akan pernah terwujud, jadi memang layak kalau para
srikandi itu diberikan kue eh apresiasi atas peran aktifnya tersebut......
Acececece.. Kantornya cantik di....?
BalasHapusLuar Biasaaaa.....
Bone memang mantab...
eh yang bener pln bone atau watampone nih min?
PLN Watampone berada di Kota Watampone Kabupaten Bone, jadi kami terkenal juga dengan nama PLN Bone Pak Aji :)
BalasHapus