Pantai Bira, rasanya sudah banyak
yang mengulasnya di dunia maya. Yang lebih pantas menulis tentang Pantai Bira
pun sebenarnya bukan PLN Area Watampone, melainkan PLN Area Bulukumba. Bagaimana
tidak? Untuk sampai ke Pantai Bira, dari Watampone, kita harus melewati 3 rayon
yang berada di bawah asuhan PLN Area Bulukumba, yaitu : Rayon Sinjai, Rayon
Tanette, dan Rayon Kalumpang (Bontobahari). Tapi keindahan Pantai Bira,
khususnya pada saat temaram senja, terlalu sayang untuk dilewatkan. Pasir
putihnya yang laksana bedak, semilir anginnya, suasana romantis yang tercipta, dan
keindahan lautnya, memaksa jari tangan untuk menuliskannya di blog ini.
Berawal dari surat undangan
pernikahan putri dari Pak Nasrul Ansar (MR Patangkai), yang diselenggarakan di
Makassar, Pak PLT MA mengajak Tim OPI Watampone untuk hadir. Tapi, Beliau
mengajak “touring” terlebih dahulu, melewati telapak kaki pulau Sulawesi (Poros
Bone – Bulukumba – Bantaeng – Makassar). Sambil menyelam minum air, mumpung ada
KLC baru, moment ini pun dioptimalkan oleh Tim OPI Watampone, untuk mengenal
lebih dekat KLC baru (Pak Hardi). Apalagi Pak Nur Kawali (Asman PA) berasal
dari Bulukumba, ibaratnya satu kali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Menemani
PLT MA ke Makassar, mengenal KLC baru, sekaligus silaturahim ke kediaman Pak Nur
Kawali, sambil mengunjungi keindahan Pantai Bira yang sudah terkenal.
Ini “touring” lho ya, bukan liburan,
jadi biaya ditanggung oleh masing – masing peserta alias iuran. Untuk menghemat
biaya selama 2 hari 2 malam, Tim OPI Watampone sepakat untuk membawa dan
memasak bahan makanan sendiri, sekamar tidur berlima, menggunakan peralatan
milik personil Tim OPI Watampone untuk keperluan di sana, dan menyetir sendiri
mobil dari Watampone sampai kembali lagi (lewat Makassar) ke Watampone, rangkaian
acara pun dibuat sendiri, dari, oleh, dan untuk Tim OPI Watampone.
Malam itu, Jum’at, 22 Agustus
2014, jarum jam menunjukkan pukul 18:30 WITA. Tiga buah mobil meluncur dari Kantor
PLN Area Watampone menyusuri Poros Bone – Sinjai. Check point pertama yang
dituju tiga kendaraan itu adalah TPI Lappa yang terletak di kabupaten Sinjai. Mas
Ririn Hardini, pegawai PLN Area Watampone yang bertugas di KP Padaelo, sudah
menunggu di sana. Makan malam yang super lezat, dengan menu ikan bakar (ikannya
masih segar dan baru datang dari laut) sudah tersaji di meja makan. Sekitar pukul
20:00 WITA, tanpa menunggu komando, aroma hidangan ikan bakar yang sangat super
lezat, memaksa Tim OPI Watampone dan rombongan untuk segera menyantapnya. Biasanya kalau
makan nasi berlauk ikan bakar, tapi di sini ikan bakar yang berlauk nasi.
Tidak butuh waktu lama bagi Tim untuk
menghabiskannya. Selain makan malam, ikan segar yang belum diolah pun dibawa
oleh Tim OPI Watampone untuk “modal” acara di Pantai Bira. Ketika jarum jam
menunjukkan pukul 21:00 WITA, tiga buah mobil kembali meluncur menyusuri poros
SInjai – Bulukumba, melanjutkan perjalanan menuju Pantai Bira. Menempuh perjalanan
selama 2 jam di gelapnya malam, sekitar pukul 23:00 WITA, Tim OPI tiba di
lokasi. Pak Umar (salah satu pelaut sekaligus “tour guide” di Pantai Bira) sudah menyambut di cottage
nya. Cottage eksotis yang terletak di atas karang dan menghadap langsung ke
pantai sehingga temaram mentari senja dapat langsung dinikmati dari cottagenya.
Setelah melakukan pembagian kamar, Tim OPI Watampone beserta rombongan beristirahat
dan menyiapkan stamina untuk “menikmati” suasana Pantai Bira di pagi hari.
Pesona Pantai Bira memang sungguh
memikat, meski baru tiba tengah malam, dan baru terlelap tidur, deburan ombak
yang terdengar dari cottage mampu membangunkan Tim OPI Watampone pagi hari itu.
Mbak Wella, Mbak Inggrit, dan Mbak Annisa, sudah terjaga dari tidur lelapnya
sekitar pukul 05:00 WITA. Tugas memasak sudah menunggu, sehingga mereka
bergegas menyiapkan bahan bahan dan peralatan masaknya.
Sesuai rencana, setelah sarapan,
hari itu Sabtu, 23 Agustus 2014, Tim OPI Watampone beserta rombongan akan
memulai petualangannya di Pantai Bira. Sasaran pertama adalah Pulau Liukang
Loe, sebuah pulau yang terlihat jelas dari Pantai Bira. Setelah itu, menikmati
keindahan bawah lautnya dengan cara snorkeling. Sekitar pukul 08:30 WITA, Tim OPI Watampone
dan rombongan bergegas menuju “kapal pesiar” yang telah dipersiapkan untuk
menyeberang ke Pulau Liukang Loe. Demi K2 dan K3, satu “kapal pesiar” diisi
oleh 8 orang, sehingga rombongan terpisah menjadi 2 “kapal pesiar”.
tidak lupa berpose di
“Kapal Pesiar”
|
Angin yang kencang menyebabkan
lautan lebih berombak di pagi hari itu. “Kapal pesiar” yang ditumpangi Tim OPI
Watampone sampai berguncang-guncang, seolah menari-nari di tengah gelombang
lautan. Menurut Pak Umar, kondisi laut baru akan normal sore harinya. Bila dipaksakan
snorkeling, bagi yang tidak terbiasa akan mabuk laut, sehingga acara snorkeling
pun ditunda hingga kondisi laut memungkinkan. Sambil menunggu, Tim OPI
Watampone memutuskan untuk mengadakan kegiatan di Pulau Liukang Loe.
Berpose di Pulau
Liukang Loe
|
Pulau Liukang Loe adalah sebuah
pulau yang sangat memukau. Pulau yang memiliki arti “pulau yang memiliki banyak
kayu hitam” itu, memiliki hamparan pasir putihnya tidak kalah dengan Pantai
Bira. Bila biasanya menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, hal itu
tidak berlaku di Pulau Liukang Loe. Keindahan pantainya mampu mengalahkan rasa
bosan, apalagi banyak turis asing dengan pakaian “khas”-nya berjemur menikmati
keindahan pantai. Tim OPI Watampone pun menentukan “base camp”-nya di bawah
kerindangan pohon ketapang, sebelum melaksanakan agenda yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Ada yang selfie, ada
juga yang memakai sunblock di “base camp”
|
Mengawali kegiatan di Pulau
Liukang Loe, Tim OPI Watampone mengadakan mini games yang direncanakan secara
mendadak, dan diikuti oleh personel Tim OPI Watampone beserta rombongan. Games
yang pertama adalah adu cepat membawa bola plastik dengan dua pasang tali yang
dipegang oleh empat orang.
Games yang kedua adalah permainan
“balap bola pingpong”. Teknisnya, bola pingpong yang diletakkan di dalam gelas
kosong harus diisi air, ketika bola pingpong mengambang lalu bola pingpong
ditiup ke gelas kosong selanjutnya dan berulang hingga keluar dari gelas
pingpong yang terakhir. Berhubung acaranya di pantai, air yang digunakan pun
air laut yang diambil langsung di tepi pantai.
Mbak Inggrit meniup
bola pingpong yang mengapung
|
“persaingan” Mas
Anggih (biru) dan Mas Ardik (merah) memperebutkan air laut
|
Selanjutnya games yang ketiga adalah adu cepat
mengumpulkan balon yang diterbangkan oleh angin pantai. Peserta pun sangat
bersemangat, karena balon-balon terbang menuju turis asing yang sedang
berjemur. Keceriaan semakin bertambah ketika terjadi “perebutan” balon yang
telah ditangkap oleh tim lawan. Memang ketika Tim OPI Watampone yang biasa
menjadi “Panitia”, menjadi “Peserta” segala
cara pun “dihalalkan” untuk memenangkan games ini.
Terlalu banyak tertawa ternyata
membuat perut lapar, seusai mini games yang seru, ternyata cacing – cacing di
perut sudah bernyanyi keroncongan. Untunglah ada Pak Hardi (KLC baru), yang
asli Palembang membawa Pempek, hasil karya Bu Hardi.
“lapaaaaaaaaaaar”,
dalam hati mereka
|
Ki-Ka Pak Nur, Pak
Hardi, Bu Hardi, dan Bu Nur, sedang menikmati Pempek sambil memasak
|
“Uemmmnaaaaak”, kata
PLT MA dengan mulut penuh Pempek
|
Arus laut sudah mulai tenang, Pak
Umar pun mengajak Tim OPI Watampone beserta rombongan untuk snorkeling. Kebetulan
Pempek dari Pak Hardi yang sangaaaat enak juga sudah habis, Tim OPI Watampone
langsung membereskan peralatan dan bergegas ke “kapal pesiar”. Di tengah
perjalanan menuju spot snorkeling ternyata Pak Umar telah menyiapkan “kejutan”.
Sebuah “kejutan” yang tidak dapat dilupakan dan akan sulit ditemui di tempat
lain, yaitu mengunjungi sebuah tempat yang disebut “Pulau Penyu”. Sebuah tempat
yang menyerupai tambak terapung di laut dan berisikan penyu penyu dewasa yang “ramah”
terhadap para pengunjung. Antara rasa penasaran atau tidak kenal takut, tidak cukup
hanya melihat, Tim OPI Watampone pun ikut berenang dan bermain dengan penyu
penyu, bahkan ada yang memeluk dan mengangkat penyu dewasa yang berusia 50
tahun.
“hallooooo pengunjung”,
kata salah satu penyu
|
Penyu Penyu pun ikutan bernarsis ria dengan Tim OPI Watampone |
Setelah cukup puas bermain dengan
penyu-penyu, Tim OPI Watampone beserta rombongan mengangkat sauh menuju spot
snorkeling, tidak lupa membawa 4 bungkus mie instan yang telah di beri air dan
telah dipersiapkan di “Pulau Penyu” sebagai media untuk “mengundang” ikan ikan
berkumpul. Setibanya di spot snorkeling tanpa membuang waktu para personil Tim
OPI Watampone mulai “nyebur” satu persatu yang diawali oleh Mas Weda yang sudah
tidak tahan merasakan keindahan bawah airnya.
Menikmati keindahan bawah laut Pulau Liukang Loe |
Momen sekali seumur hidup, pengibaran spanduk OPI Watampone |
“Kapal Pesiar” Tim
OPI Watampone
|
“mantap bossss!! Lautnya”
|
Lelahnya seharian menikmati
keindahan bawah laut Pulau Liukang Loe, tidak menyurutkan semangat Tim OPI
Watampone untuk menikmati keindahan temaram senja di Pantai Bira. Apalagi acara
BBQ dan malam keakraban dengan Pak Hardi selaku KLC OPI Watampone yang baru,
sudah sejak lama direncanakan. Suasananya begitu romantis, semilir angin laut, iringan lagu yang mengalun dari HP Mas Anggih,
gemerlapnya bintang di langit melengkapi “kemesraan hati” malam itu.
Pantai Bira diujung senja |
Persiapan BBQ dan malam keakraban |
Tidak lupa jagung
untuk menemani ikan bakar
|
Berbagi keceriaan
dengan anggota Pramuka yang sedang persami di Pantai Bira
|
It’s show time……..!!!!!!!!!!
|
Hari terakhir pun tiba, Minggu, 24 Agustus 2014, Tim
OPI Watampone harus menemani PLT MA untuk ke Makassar, menghadiri undangan Pak
Nasrul Ansar (MR Patangkai). Tapi sempitnya waktu, karena harus ke Makassar,
tidak menghalangi Tim OPI Watampone untuk menikmati keindahan Pantai Bira. Pukul
04:30 WITA, sebagian Tim OPI Watampone sudah bangun untuk mempersiapkan
sarapan.
Persiapan sarapan jilid
2
|
Selepas sarapan, tanpa membuang waktu,
sebagian besar Tim OPI Watampone masih terjun ke laut untuk menikmati keindahan
Pantai Bira. Daya tarik Banana Boat sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi dorongan
dari dalam diri untuk eksis di kamera, dengan latar belakang keindahan Pantai
Bira, sudah tidak tertahan lagi. Keindahan Pantai Bira memang tiada duanya,
suasananya apalagi gradasi warna air lautnya bersatu padu dengan birunya
langit. Hati siapa yang tidak tertarik untuk menikmati keindahannya kembali.
Keindahan Pantai Bira
dari Cottage
|
Birunya laut dinikmati dengan naik Banana Boat |
Berpose di tangga
karang menuju Cottage
|
Perhatikan gradasi
warna air laut dan langit birunya
|
Keindahan Pantai Bira memang
sungguh mempesona. Tidak ada salahnya para kawan pintar berkunjung ke sana. Di kaki
Pulau Sulawesi ini ternyata ada “secuil” surga yang tidak boleh dilewatkan. Keindahan
alam Indonesia ternyata sungguh mempesona dan memanjakan mata. Semoga tulisan
sederhana ini, memberi inspirasi kepada seluruh kawan pintar, untuk
mempublikasikan keindahan alam di bumi
Nusantara yang lain. Sungguh sayang bila “secuil” surga itu tidak bisa
dinikmati, karena kita kurang publikasi. Pantai Bira, tunggulah kami, kami akan
kembali.
Salam hangat dari
kami, Tim OPI Watampone
|