Jumat, 29 Agustus 2014

KEINDAHAN TEMARAM SENJA DI PANTAI BIRA







Pantai Bira, rasanya sudah banyak yang mengulasnya di dunia maya. Yang lebih pantas menulis tentang Pantai Bira pun sebenarnya bukan PLN Area Watampone, melainkan PLN Area Bulukumba. Bagaimana tidak? Untuk sampai ke Pantai Bira, dari Watampone, kita harus melewati 3 rayon yang berada di bawah asuhan PLN Area Bulukumba, yaitu : Rayon Sinjai, Rayon Tanette, dan Rayon Kalumpang (Bontobahari). Tapi keindahan Pantai Bira, khususnya pada saat temaram senja, terlalu sayang untuk dilewatkan. Pasir putihnya yang laksana bedak, semilir anginnya, suasana romantis yang tercipta, dan keindahan lautnya, memaksa jari tangan untuk menuliskannya di blog ini. 

Berawal dari surat undangan pernikahan putri dari Pak Nasrul Ansar (MR Patangkai), yang diselenggarakan di Makassar, Pak PLT MA mengajak Tim OPI Watampone untuk hadir. Tapi, Beliau mengajak “touring” terlebih dahulu, melewati telapak kaki pulau Sulawesi (Poros Bone – Bulukumba – Bantaeng – Makassar). Sambil menyelam minum air, mumpung ada KLC baru, moment ini pun dioptimalkan oleh Tim OPI Watampone, untuk mengenal lebih dekat KLC baru (Pak Hardi). Apalagi Pak Nur Kawali (Asman PA) berasal dari Bulukumba, ibaratnya satu kali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Menemani PLT MA ke Makassar, mengenal KLC baru, sekaligus silaturahim ke kediaman Pak Nur Kawali, sambil mengunjungi keindahan Pantai Bira yang sudah terkenal.

Ini “touring” lho ya, bukan liburan, jadi biaya ditanggung oleh masing – masing peserta alias iuran. Untuk menghemat biaya selama 2 hari 2 malam, Tim OPI Watampone sepakat untuk membawa dan memasak bahan makanan sendiri, sekamar tidur berlima, menggunakan peralatan milik personil Tim OPI Watampone untuk keperluan di sana, dan menyetir sendiri mobil dari Watampone sampai kembali lagi (lewat Makassar) ke Watampone, rangkaian acara pun dibuat sendiri, dari, oleh, dan untuk Tim OPI Watampone.

Malam itu, Jum’at, 22 Agustus 2014, jarum jam menunjukkan pukul 18:30 WITA. Tiga buah mobil meluncur dari Kantor PLN Area Watampone menyusuri Poros Bone – Sinjai. Check point pertama yang dituju tiga kendaraan itu adalah TPI Lappa yang terletak di kabupaten Sinjai. Mas Ririn Hardini, pegawai PLN Area Watampone yang bertugas di KP Padaelo, sudah menunggu di sana. Makan malam yang super lezat, dengan menu ikan bakar (ikannya masih segar dan baru datang dari laut) sudah tersaji di meja makan. Sekitar pukul 20:00 WITA, tanpa menunggu komando, aroma hidangan ikan bakar yang sangat super lezat, memaksa Tim OPI Watampone dan rombongan  untuk segera menyantapnya. Biasanya kalau makan nasi berlauk ikan bakar, tapi di sini ikan bakar yang berlauk nasi.


 
Tidak butuh waktu lama bagi Tim untuk menghabiskannya. Selain makan malam, ikan segar yang belum diolah pun dibawa oleh Tim OPI Watampone untuk “modal” acara di Pantai Bira. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 21:00 WITA, tiga buah mobil kembali meluncur menyusuri poros SInjai – Bulukumba, melanjutkan perjalanan menuju Pantai Bira. Menempuh perjalanan selama 2 jam di gelapnya malam, sekitar pukul 23:00 WITA, Tim OPI tiba di lokasi. Pak Umar (salah satu pelaut sekaligus “tour guide”  di Pantai Bira) sudah menyambut di cottage nya. Cottage eksotis yang terletak di atas karang dan menghadap langsung ke pantai sehingga temaram mentari senja dapat langsung dinikmati dari cottagenya. Setelah melakukan pembagian kamar, Tim OPI Watampone beserta rombongan beristirahat dan menyiapkan stamina untuk “menikmati” suasana Pantai Bira di pagi hari.

Pesona Pantai Bira memang sungguh memikat, meski baru tiba tengah malam, dan baru terlelap tidur, deburan ombak yang terdengar dari cottage mampu membangunkan Tim OPI Watampone pagi hari itu. Mbak Wella, Mbak Inggrit, dan Mbak Annisa, sudah terjaga dari tidur lelapnya sekitar pukul 05:00 WITA. Tugas memasak sudah menunggu, sehingga mereka bergegas menyiapkan bahan bahan dan peralatan masaknya.

 

Ki-Ka : Mbak Wella, Mbak Inggrit, dan Mbak Annisa menyiapkan sarapan Pagi
 
Sesuai rencana, setelah sarapan, hari itu Sabtu, 23 Agustus 2014, Tim OPI Watampone beserta rombongan akan memulai petualangannya di Pantai Bira. Sasaran pertama adalah Pulau Liukang Loe, sebuah pulau yang terlihat jelas dari Pantai Bira. Setelah itu, menikmati keindahan bawah lautnya dengan cara snorkeling.  Sekitar pukul 08:30 WITA, Tim OPI Watampone dan rombongan bergegas menuju “kapal pesiar” yang telah dipersiapkan untuk menyeberang ke Pulau Liukang Loe. Demi K2 dan K3, satu “kapal pesiar” diisi oleh 8 orang, sehingga rombongan terpisah menjadi 2 “kapal pesiar”. 


tidak lupa berpose di “Kapal Pesiar”
 
Angin yang kencang menyebabkan lautan lebih berombak di pagi hari itu. “Kapal pesiar” yang ditumpangi Tim OPI Watampone sampai berguncang-guncang, seolah menari-nari di tengah gelombang lautan. Menurut Pak Umar, kondisi laut baru akan normal sore harinya. Bila dipaksakan snorkeling, bagi yang tidak terbiasa akan mabuk laut, sehingga acara snorkeling pun ditunda hingga kondisi laut memungkinkan. Sambil menunggu, Tim OPI Watampone memutuskan untuk mengadakan kegiatan di Pulau Liukang Loe. 

Berpose di Pulau Liukang Loe
 
Pulau Liukang Loe adalah sebuah pulau yang sangat memukau. Pulau yang memiliki arti “pulau yang memiliki banyak kayu hitam” itu, memiliki hamparan pasir putihnya tidak kalah dengan Pantai Bira. Bila biasanya menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, hal itu tidak berlaku di Pulau Liukang Loe. Keindahan pantainya mampu mengalahkan rasa bosan, apalagi banyak turis asing dengan pakaian “khas”-nya berjemur menikmati keindahan pantai. Tim OPI Watampone pun menentukan “base camp”-nya di bawah kerindangan pohon ketapang, sebelum melaksanakan agenda yang sudah direncanakan sebelumnya.

Ada yang selfie, ada juga yang memakai sunblock di “base camp”
 
Mengawali kegiatan di Pulau Liukang Loe, Tim OPI Watampone mengadakan mini games yang direncanakan secara mendadak, dan diikuti oleh personel Tim OPI Watampone beserta rombongan. Games yang pertama adalah adu cepat membawa bola plastik dengan dua pasang tali yang dipegang oleh empat orang.
 

Keindahan pantai dan laut Pulau Liukang Loe

Games yang kedua adalah permainan “balap bola pingpong”. Teknisnya, bola pingpong yang diletakkan di dalam gelas kosong harus diisi air, ketika bola pingpong mengambang lalu bola pingpong ditiup ke gelas kosong selanjutnya dan berulang hingga keluar dari gelas pingpong yang terakhir. Berhubung acaranya di pantai, air yang digunakan pun air laut yang diambil langsung di tepi pantai. 

Mbak Inggrit meniup bola pingpong yang mengapung


“persaingan” Mas Anggih (biru) dan Mas Ardik (merah) memperebutkan air laut

Selanjutnya games yang ketiga adalah adu cepat mengumpulkan balon yang diterbangkan oleh angin pantai. Peserta pun sangat bersemangat, karena balon-balon terbang menuju turis asing yang sedang berjemur. Keceriaan semakin bertambah ketika terjadi “perebutan” balon yang telah ditangkap oleh tim lawan. Memang ketika Tim OPI Watampone yang biasa menjadi “Panitia”, menjadi “Peserta”  segala cara pun “dihalalkan” untuk memenangkan games ini.
 

Meniup balon sebelum berlomba
 

Bergaya sebelum balon dilepas
 
"Balonku diambil Mas Agus”, teriak Mbak Inggrit
 
Terlalu banyak tertawa ternyata membuat perut lapar, seusai mini games yang seru, ternyata cacing – cacing di perut sudah bernyanyi keroncongan. Untunglah ada Pak Hardi (KLC baru), yang asli Palembang membawa Pempek, hasil karya Bu Hardi.

“lapaaaaaaaaaaar”, dalam hati mereka

Ki-Ka Pak Nur, Pak Hardi, Bu Hardi, dan Bu Nur, sedang menikmati Pempek sambil memasak

“Uemmmnaaaaak”, kata PLT MA dengan mulut penuh Pempek
Arus laut sudah mulai tenang, Pak Umar pun mengajak Tim OPI Watampone beserta rombongan untuk snorkeling. Kebetulan Pempek dari Pak Hardi yang sangaaaat enak juga sudah habis, Tim OPI Watampone langsung membereskan peralatan dan bergegas ke “kapal pesiar”. Di tengah perjalanan menuju spot snorkeling ternyata Pak Umar telah menyiapkan “kejutan”. Sebuah “kejutan” yang tidak dapat dilupakan dan akan sulit ditemui di tempat lain, yaitu mengunjungi sebuah tempat yang disebut “Pulau Penyu”. Sebuah tempat yang menyerupai tambak terapung di laut dan berisikan penyu penyu dewasa yang “ramah” terhadap para pengunjung. Antara rasa penasaran atau tidak kenal takut, tidak cukup hanya melihat, Tim OPI Watampone pun ikut berenang dan bermain dengan penyu penyu, bahkan ada yang memeluk dan mengangkat penyu dewasa yang berusia 50 tahun.

“hallooooo pengunjung”, kata salah satu penyu
Penyu Penyu pun ikutan bernarsis ria dengan Tim OPI Watampone
Setelah cukup puas bermain dengan penyu-penyu, Tim OPI Watampone beserta rombongan mengangkat sauh menuju spot snorkeling, tidak lupa membawa 4 bungkus mie instan yang telah di beri air dan telah dipersiapkan di “Pulau Penyu” sebagai media untuk “mengundang” ikan ikan berkumpul. Setibanya di spot snorkeling tanpa membuang waktu para personil Tim OPI Watampone mulai “nyebur” satu persatu yang diawali oleh Mas Weda yang sudah tidak tahan merasakan keindahan bawah airnya.
Menikmati keindahan bawah laut Pulau Liukang Loe
Momen sekali seumur hidup, pengibaran spanduk OPI Watampone

“Kapal Pesiar” Tim OPI Watampone

“mantap bossss!! Lautnya”
Lelahnya seharian menikmati keindahan bawah laut Pulau Liukang Loe, tidak menyurutkan semangat Tim OPI Watampone untuk menikmati keindahan temaram senja di Pantai Bira. Apalagi acara BBQ dan malam keakraban dengan Pak Hardi selaku KLC OPI Watampone yang baru, sudah sejak lama direncanakan. Suasananya begitu romantis, semilir angin laut,  iringan lagu yang mengalun dari HP Mas Anggih, gemerlapnya bintang di langit melengkapi “kemesraan hati” malam itu.
Pantai Bira diujung senja
Persiapan BBQ dan malam keakraban

Tidak lupa jagung untuk menemani ikan bakar

Berbagi keceriaan dengan anggota Pramuka yang sedang persami di Pantai Bira

It’s show time……..!!!!!!!!!!
Hari terakhir pun tiba, Minggu, 24 Agustus 2014, Tim OPI Watampone harus menemani PLT MA untuk ke Makassar, menghadiri undangan Pak Nasrul Ansar (MR Patangkai). Tapi sempitnya waktu, karena harus ke Makassar, tidak menghalangi Tim OPI Watampone untuk menikmati keindahan Pantai Bira. Pukul 04:30 WITA, sebagian Tim OPI Watampone sudah bangun untuk mempersiapkan sarapan.

Persiapan sarapan jilid 2

Selepas sarapan, tanpa membuang waktu, sebagian besar Tim OPI Watampone masih terjun ke laut untuk menikmati keindahan Pantai Bira. Daya tarik Banana Boat sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi dorongan dari dalam diri untuk eksis di kamera, dengan latar belakang keindahan Pantai Bira, sudah tidak tertahan lagi. Keindahan Pantai Bira memang tiada duanya, suasananya apalagi gradasi warna air lautnya bersatu padu dengan birunya langit. Hati siapa yang tidak tertarik untuk menikmati keindahannya kembali.

Keindahan Pantai Bira dari Cottage
Birunya laut dinikmati dengan naik Banana Boat

Berpose di tangga karang menuju Cottage

Perhatikan gradasi warna air laut dan langit birunya
Keindahan Pantai Bira memang sungguh mempesona. Tidak ada salahnya para kawan pintar berkunjung ke sana. Di kaki Pulau Sulawesi ini ternyata ada “secuil” surga yang tidak boleh dilewatkan. Keindahan alam Indonesia ternyata sungguh mempesona dan memanjakan mata. Semoga tulisan sederhana ini, memberi inspirasi kepada seluruh kawan pintar, untuk mempublikasikan keindahan alam  di bumi Nusantara yang lain. Sungguh sayang bila “secuil” surga itu tidak bisa dinikmati, karena kita kurang publikasi. Pantai Bira, tunggulah kami, kami akan kembali.

Salam hangat dari kami, Tim OPI Watampone