Jumat, 02 Mei 2014

KONTRIBUSI "TANPA BANYAK BUNYI", KERJA NYATA "TANPA BANYAK KATA"

Dari PLN Area Watampone untuk Pemilu Legislatif 2014



Pemilu Legislatif 2014 baru saja usai. Proses Rekapitulasi suara di tingkat KPUD Kabupaten/Kota juga sudah berlalu. Perolehan suara, dan Caleg yang berpeluang menduduki kursi anggota dewan, juga sudah diketahui. Ada yang gembira, ada yang ceria, namun ada juga yang “galau”, bahkan gundah gulana….

Bagi PLN Area Watampone, selesainya rangkaian proses Pemilu Legislatif 2014, adalah sebuah kelegaan tersendiri. Kelegaan yang bersifat sementara, karena di bulan Juli nanti akan ada Pemilihan Presiden. Kenapa lega ? ada suatu kesadaran buat PLN Area Watampone, bahwa PLN hanya akan diingat pada saat listrik mati, tentu dengan sederet perasaan marah, dongkol, emosi, dan seterusnya…. Dalam bahasa yang sangat lugas PLN itu sangat identik dengan “SAAT HIDUP GA PERNAH DIPUJI, SAAT MATI DIMAKI-MAKI”

Mau terima, atau tidak menerima, itulah kenyataan yang ada, dan sebagai insan PLN cukup Hadapi, Hayati, dan Nikmati kenyataan itu. Pada dasarnya, mau ada pemilu maupun tidak ada, pasokan listrik harus handal. Jadi meski tidak ada pemilu, adalah tugas dan kewajiban PLN untuk menjaga agar pasokan listrik selalu handal, alias jarang Mati listrik. Tapi adanya “hajatan besar nasional”, tentu membuat adanya kisah, juga cerita bagaimana kontribusi dari PLN Area Watampone untuk Pemilu Legislatif kemarin. Kelihatan tenang bukan berarti “cuek bebek” terhadap Pemilu Legislatif 2014, hanya saja karena diingat pada saat Listrik Mati saja, maka kontribusi itu tidak terlihat nyata. 

Inilah kisah dan cerita itu, kisah tentang kontribusi meski “tanpa banyak bunyi”, cerita tentang kerja nyata meski “tanpa banyak kata”. Sebuah persembahan dari PLN Area Watampone untuk Pemilu Legislatif 2014. Untuk kawan pintar, percayalah, tidak hanya PLN Area Watampone saja, tapi seluruh Unit PLN di negeri ini, termasuk yang nun jauh di ujung Negara ini.

Sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (suit-suit….birokratis banget), bukan hanya PLN yang terlibat dalam urusan “listrik” ini. Secara umum tanggung jawab PLN adalah mulai dari Tiang sampai dengan “Sekring meteran”, atau sampai dengan APP (Alat Pembatas dan Pengukuran) saja. Dari “sekring meteran” itu ke dalam bangunan, disebut dengan instalasi bangunan, dan menjadi tanggung jawab pemilik bangunan. Pemilik bangunan bisa menunjuk instalatir resmi (biasanya tergabung dalam asosiasi-asosiasi kontraktor listrik) untuk mengerjakan instalasi bangunannya. Tanggung jawab memeriksa kelayakan instalasi bangunan yang dikerjakan oleh instalatir tersebut, ada di pihak yang disebut LIT (contohnya Konsuil, PPILN, Sucofindo, dst)…

(Tapi memang sudah suratan nasib PLN, meski di peraturan tertulisnya “DE JURE nya” begitu, namun “DE FAKTO” di lapangan, tetap saja urusan “listrik” itu ya PLN. Jadi kalau ada apa-apa dengan “listrik” ya urusannya PLN, padahal listrik baru di”sadari” keberadaannya saat mati….ya nasib PLN lah….siap-siap saja di “maki-maki”….salah sendiri listriknya mati…)

Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah / JTM (sering juga disebut Feeder atau Penyulang), tetap rutin dilaksanakan dengan pelaksanaan GELAR PASUKAN, bahkan menjelang pemilu ditingkatkan menjadi GELAR PASUKAN TERPADU….selain kegiatan yang menjadi tanggung jawab PLN sesuai yang “DE JURE”, karena “DE FAKTO” nya urusan “listrik” itu urusan PLN, maka dilaksanakanlah :




  1. Pemeriksaan instalasi seluruh PPK yang letaknya di kantor Kecamatan, di seluruh Kabupaten Bone (27 kecamatan) dan Kabupaten Wajo (14 Kecamatan), berikut dokumentasinya (foto dokumentasi ini merupakan laporan para Manajer Rayon melalui kiriman foto di grup BBM Warga PLN WTP) :
    Memeriksa instalasi PLN dan Kantor Kecamatan Tanete Riatang
    (foto by pak Syafarudin – Manajer Rayon Hasanudin)

    “Naik atap” di Kantor Kecamatan Tanete Riatang Barat
    (foto by pak Syafarudin – Manajer Rayon Hasanudin)




    “Kerja Paralel atas dan bawah” di Kantor Kecamatan Barebo
    (foto by pak Syafarudin – Manajer Rayon Hasanudin)


    Semoga tiga foto di atas sudah bisa mewakili, dan bisa memberikan gambaran, apa yang dilakukan oleh para petugas garis depan PLN Area Watampone. Kalau ditampilkan semuanya terlalu banyak, soale ada 27 kecamatan di Kabupaten Bone, dan 14 kecamatan di Kabupaten Wajo.

    Kenapa hanya di PPK saja ??? kok PPS nggak ??? kenapa nggak sampai ke TPS ??? kan pemilu dimulai dari TPS.....KETERBATASAN Sumber Daya jawabnya, dengan kondisi yang ada di PLN Area Watampone, maka dilaksanakan PARETO atau penentuan Prioritas yang paling-paling penting, sehingga akhirnya ditetapkan sasaran utama PPK dan KPUD…

    (Sumber Daya baik Anggaran, Personil, dan Kemampuan yang dimiliki PLN Area Watampone, sangat terbatas, dan tidak akan sanggup menangani seluruh PPS di 400-an desa/kelurahan (di kabupaten Bone), dan di 150-an desa/kelurahan (di Kabupaten Wajo), Apalagi TPS yang mencapai ribuan jumlahnya di kedua kabupaten tersebut) 


  2. Mempersiapkan Genset-Genset Kecil (daya sekitar 5 kVA) untuk back up pasokan di PPK (Kantor Kecamatan), lagi-lagi karena keterbatasan yang dimiliki oleh PLN Area Watampone, maka beberapa kecamatan disiapkan satu genset mobile yang standby mengarah bila diperlukan.
    Semoga tidak dianggap sebagai Pornografi atau Pornoaksi, sekedar ilustrasi betapa semangat, dan bersungguh-sungguhnya para petugas garis depan di PLN Area Watampone dalam menyiapkan Genset untuk back up di PPK


  3. Mempersiapkan Genset dengan kapasitas 35 kVA untuk backup supply listrik bila terjadi padam di KPUD Kabupaten Bone dan KPUD Kabupaten Wajo
     Persiapan Genset untuk backup suplay listrik di KPUD Kabupaten Wajo


    Persiapan Genset untuk backup suplay listrik di KPUD Kabupaten Bone


  4. Koordinasi dan simulasi pasokan listrik dengan pihak KPUD Kabupaten Bone dan KPUD Kabupaten Wajo, dibuktikan dengan penandatanganan Berita Acara. Maksudnya dilaksanakan simulasi atau praktek bila terjadi mati listrik akibat gangguan pada jaringan PLN, maka pasokan listrik khusus untuk KPUD tetap menyala, tentu agar terdata ada Berita Acaranya :


  5. Selain itu, ratusan petugas garis depan PLN bersiaga baik di Posko-Posko yang terletak di Kantor PLN, maupun di PPK ataupun di KPUD. Tentu saja dengan resiko siap-siap dimaki-maki pelanggan bila terjadi listrik mati….seperti yang dialami mas Anggih Prasetya (Staf Pelayanan Pelanggan PLN Area Watampone), niat hati ingin menyelesaikan pekerjaan, dengan lembur tetap masuk kerja di hari libur pencoblosan pemilu…….apa daya, listrik mati akibat pohon tumbang, akibatnya, bisa menebak kan ???.....sing sabar dan sing ikhlas mas Anggih….


Itulah sekelumit kisah sebuah “Kontribusi tanpa banyak bunyi”, serta sebait cerita sebuah “kerja nyata tanpa banyak kata”, dari PLN Area Watampone untuk Pemilu Legislatif 2014….mungkin sangat sedikit, dan terlalu kecil bagi sebagian orang, tapi percayalah para kawan pintar, PLN Area Watampone akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk para kawan pintar. Dan yakinlah, yang terbaik untuk Pemilu Legislatif 2014 itu tidak hanya terjadi di PLN Area Watampone, tetapi juga di seluruh Unit Pelaksana PLN, dan Sub Unit Pelaksana PLN di seluruh Indonesia, sampai di ujung negeri….
 






1 komentar: