Rabu, 28 Mei 2014

Kala Jaringan PLN Area Watampone tidak berdaya di hadapan "kekuatan alam"



(Sebuah interpertasi dari Presentasi mbak Selva Inggrit Winedar, berjudul Evaluasi Gangguan Feeder Cokro tanggal 19 Mei 2014)



Feeder, dalam kamus bahasa inggris, bisa diterjemahkan sebagai orang yang memberi makanan kepada binatang, atau tempat makanan binatang, atau pembantu, atau pengisi. Namun bagi PLN, Feeder atau Penyulang, adalah Jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan listrik dengan tegangan 20.000 Volt, dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi. Nantinya di Gardu Distribusi ini listrik diubah tegangannya menjadi 380 Volt atau 220 Volt, untuk disalurkan kepada pelanggan umum. Ada juga yang disalurkan kepada pelanggan dengan level tegangan masih 20.000 Volt, makanya disebut dengan pelanggan khusus.

Feeder atau Penyulang yang keluar dari Gardu Induk (GI), berjumlah lebih dari satu, seperti Gardu Induk (GI) Bone, yang berada di jalan Poros Bone – Makassar (ada di sebelah kiri jalan, kalau kita berangkat dari Bone menuju Makassar), ada 7 (tujuh) buah Feeder. Penamaan sebuah Feeder, untuk GI Bone, merujuk kepada daerah/tempat yang disuplai listriknya oleh Feeder tersebut. Untuk GI Bone ada Feeder Cokro, Mesjid Agung, Bajoe, Biru, Uloe, Bandara, dan Ulaweng.

Sebuah Feeder secara Fisik, dapat dilihat dalam bentuk : tiga buah kawat (kabel) sejajar, jarak antar tiang kurang lebih 40 s.d 50 meter, dan berada di pinggir jalan. Misalkan Feeder Cokro, kalau kita berjalan dari GI Bone, di jalan Poros Makassar – Bone, dengan arah menuju Bone, maka Feeder Cokro adalah tiga buah kawat (kabel) sejajar yang berada di kiri jalan, yang berada di sebelah bawah. 



(Catatan : yang berada di atas adalah Feeder Bajoe, sementara di kanan jalan sebelah atas adalah Feeder Masjid Agung, sedang yang di bawah kanan jalan adalah Feeder Biru….ingat, ingat, ingat : jalannya dari GI Bone menuju ke Kota Watampone ya, jangan terbalik)


Begitu sampai perempatan Mesjid Agung, Feeder Cokro belok kanan, menyusuri jalan HOS Cokroaminoto, lurus terus sampai dengan tugu pahlawan. Selanjutnya belok kiri ke arah kantor PLN Area Watampone di Jalan Jendral Sudirman, yang di dalamnya ada GH (Gardu Hubung) Biru.

Baru dari kantor PLN Area Watampone, Feeder Cokro pecah menjadi dua jurusan. Satu jurusan dari GH Biru belok kanan, menyusuri Jalan Jendral Sudirman menuju arah Palete, tepatnya disamping Korem belok kanan, menyusuri jalan Kawerang, sedikit serong ke Kiri, selanjutnya lurus sampai ujung di Tanjung Palete. Oh iya, Ada percabangan menuju Campalagi di pertigaan Sungai Musi-Sungai Kapuas. 

Satunya lagi, dari GH Biru belok kiri, menyusuri jalan Jendral Sudirman, lurus terus menuju arah Pattiro. Jadi kalau anda tinggal di BTN Bone Biru indah Permai, berarti anda disuplai listriknya dari Feeder Cokro….

Dengan panjang Feeder Cokro seperti ilustrasi di atas, bisa dibayangkan, bila terjadi gangguan jaringan PLN di Tanjung Palette atau Campalagi, maka pelanggan di sekitar Kantor PLN Area Watampone, bahkan di sekitar STAIN akan merasakan dampaknya, alias ikut mati listrik atau padam.

Seperti malam itu, senin dini hari, 19 Mei 2014, jam 00.45 WITA, saat hujan deras ditemani angin kencang, dan petir menggelegar, mengguyur Kota Watampone sejak malam sebelumnya, Feeder Cokro arah Palette padam dari GH Biru. Nggak lama kemudian, jam 00.47 WITA, setelah sempat berkedip, akhirnya Feeder Cokro trip atau mati listrik dari GI Bone….artinya STAIN dan sekitarnya ikutan mati listrik….

Beruntung, di tengah cuaca hujan-angin-petir, diliputi kegelapan lewat tengah malam itu, saat enak-enaknya tidur lelap itu, ada kawan pintar yang peduli, serta berbaik hati kepada PLN Area Watampone, dengan menginformasikan bahwa ada pohon tumbang menimpa jaringan PLN di daerah Waetuo. Berkat bantuan informasi dari kawan pintar tersebut, maka petugas-petugas PLN Area Watampone bisa bergerak cepat dalam memulihkan kembali listrik agar menyala kembali.

Jam 00.49 WITA, Feeder Cokro arah Palette diisolir dari GH Biru, sehingga Feeder Cokro dari GI Bone s.d GH Biru, dan dari GH Biru s.d arah Pattiro, bisa menyala kembali. 

Jam 01.15 WITA, setelah hasil pengusutan jaringan oleh petugas dinyatakan aman, maka LBS (semacam saklar untuk jaringan dengan tegangan 20.000 Volt) Cempalagi dan LBS Palette dilepas, untuk mengisolir arah gangguan. Sehingga feeder Cokro s.d kedua LBS tersebut (meliputi jalan Jendral Sudirman, Jalan Kawerang, Sebagian Jalan Sungai Musi, dan sebagian Jalan Sungai Kapuas) bisa menyala kembali.

Jam 01.30 WITA, setelah daerah Cempalagi dinyatakan aman, LBS Cempalagi dimasukkan, sehingga daerah Cempalagi dan sekitarnya sudah menyala listriknya kembali.

Sayangnya, gerak cepat tersebut terhambat oleh Masalah utama yang menjadi penyebab padam listrik malam itu. Di tiang ke-99 dari  LBS Palette, ada pohon tumbang yang menimpa Jaringan SUTM 20.000 Volt PLN, akibatnya jaringannya rusak berat. Terpaksa dilakukan pelepasan Jumper di main line Feeder Cokro, untuk bisa menyalakan listrik, sebelum lokasi kerusakan tersebut.

Setelah berjibaku di tengah kegelapan malam, dan derasnya hujan pada dini hari itu, untuk melakukan pelepasan jumper, sekitar jam 02.15 WITA sekitar 8 gardu sebelum titik kerusakan, sudah menyala kembali listriknya. Jadi bila kawan pintar tinggal di BTN Timurama II, maka listrik baru menyala pada jam tersebut.

Melihat kondisi kerusakan jaringan yang terjadi, serta kondisi cuaca (hujan + angin + petir) yang tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan jaringan, maka diputuskan pelaksanaan perbaikan setelah sinar mentari bersinar. Artinya listrik dari titik kerusakan sampai dengan ujung di Tanjung Palette masih padam. Yap….sekitar 10 gardu distribusi atau sekitar 1.976 kawan pintar yang tinggal di daerah setelah titik kerusakan sampai dengan tanjung palette, harus merasakan mati listrik alias padam sampai dengan kerusakan selesai diperbaiki….


Setelah mentari bersinar, setelah cuaca membaik, inilah penampakan kerusakan jaringan PLN akibat tertimpa pohon yang tumbang itu :



Kawat (Kabel) 20.000 Volt berhamburan tertimpa pohon



Sudut pandang lain Kawat (Kabel) 20.000 Volt berhamburan tertimpa pohon



Pohon tumbang membuat kawat (kabel) menyentuh tanah




Kondisi pohon roboh yang menimpa Jaringan PLN di sekitar titik kerusakan



Bisa dilihat bagaimana ternyata jaringan PLN Area Watampone tidak berdaya menghadapi “kekuatan alam”. Begitu tidak berdayanya jaringan PLN menghadapi “kekuatan alam”, sehingga saat sebatang pohon tumbang akibat sambaran petir, ada sekitar 1.976 kawan pintar yang harus menanggung padam listriknya.

Padamnya pun sangat-sangat lama, proses perbaikan jaringan yang dipimpin langsung oleh Pak Syafaruddin (Manajer Rayon Hasanuddin), proses pembersihan reruntuhan pohon-pohon yang bertumbangan di titik kerusakan, butuh waktu sampai dengan jam 16.05 WITA. Tapi itu belum berarti listrik bisa menyala kembali. Karena tadi sudah dilaksanakan pelepasan jumper, maka harus dilakukan penjumperan kembali, agar listrik menyala kembali.

Akibatnya 8 (delapan) gardu yang sempat menyala pada jam 02.15 WITA, harus padam kembali jam 16.05 WITA karena LBS Palette harus dibuka untuk proses penjumperan (kalau tidak dibuka, berbahaya, petugas-petugas PLN bisa kena “stroom” saat menjumper). 

Proses penjumperan selesai jam 17.30 WITA, dan listrik menyala kembali setelah LBS Palette dimasukkan. Yap…..ada 1.976 kawan pintar yang harus mengalami mati listrik dari jam 00.45 WITA sampai jam 17.30 WITA, atau padam listrik selama 16 jam 45 menit. Sebuah waktu padam atau mati listrik yang sangat lama nyaris 17 jam.

Kami dari PLN Area Watampone, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan kawan pintar yang tinggal di daerah Tanjung Palette dan sekitarnya. Mohon maaf atas kelemahan kami, sehingga kawan pintar yang tinggal di daerah tersebut harus merasakan listrik mati selama  17 jam. 

Sebuah kenyataan dan harus diakui oleh PLN Area Watampone, bahwa Jaringan PLN tidak berdaya untuk menghadapi “Kekuatan Alam”, butuh pertolongan Allah dari doa-doa para kawan pintar sehingga jaringan PLN tetap handal dan tidak terjadi mati listrik…..

Wahai para kawan pintar, kami mohon maaf bila mengalami mati listrik. Kami harus mengakui begitu lemahnya jaringan PLN menghadapi “kekuatan alam”, untuk itu para kawan pintar, mohon doakan kami sehingga jaringan PLN tetap handal, dan tidak terjadi mati listrik. 

Mohon doakan kami agar Allah menjauhkan “kekuatan alam” yang tidak sanggup jaringan PLN hadapi….mohon doa kawan pintar untuk kami, PLN Area Watampone….








1 komentar:

  1. Jarak antar kabel aaac harizontal 20kv antara R ke S dan S ke T berapa cm y pak ??

    BalasHapus