Jumat, 12 September 2014

SATU KALI DAYUNG, DUA, TIGA PULAU TERLAMPAUI







Setelah menempuh perjalanan yang menantang (lebih lengkap bisa dibaca di tulisan (PANJANGNYA RUTE OFFROAD" MENUJU KANTOR PELAYANAN BONTOJAI), rombongan tiba di KP Bontojai disambut dinginnya udara pegunungan, dan keindahan pemandangannya. Dengan ciri khas kontur tanah pegunungan yang naik turun, dan berliku, menjadikan hal tersebut sebagai “keunikan” KP Bontojai itu tersendiri. Kehangatan di antara dinginnya udara pegunungan, mulai terasa dari “sapaan” penduduk desa Bontojai yang sangat ramah terhadap pendatang. Sebuah kehangatan yang tidak biasa, mengingat kemampuan KP Bontojai yang menggunakan pembangkit Diesel hanya sanggup memberikan listrik selama 6 jam perharinya, yaitu pada pukul 18:00 WITA sampai dengan 00:00 WITA. 

Suasana KP Bontojai
Sekitar pukul 18:00 WITA, Jum’at, 05 September 2014 kedatangan rombongan telah di tunggu oleh Mas Andi Nurdin di KP Bontojai. Sambutan yang diberikan pun cukup khas, bukan seperti “sapaan” para penduduk desa Bontojai, akan tetapi deru mesin Diesel yang dinyalakan oleh Pak Tahir (Alih Daya KP Bontojai). Seketika, keheningan pun sedikit “berwarna” dengan suara khas mesin diesel tersebut. Mas Andi Nurdin (Pegawai KP Bontojai) pun bergabung dengan Pak Tahir melakukan “duet maut”, mempertontonkan keahliannya mengoperasikan mesin Diesel yang ada di KP Bontojai. Setelah bebannya stabil, Pak Tahir mengajak rombongan untuk melepas lelah dan menikmati hidangan makan malam yang telah disiapkan di kediamannya. 

Berdesakkan di Ruang Tamu Kediaman Pak Tahir

Kediaman Pak Tahir memang sering dijadikan basecamp tempat menginap apabila ada tamu yang berkunjung, termasuk pada saat rombongan kami berkunjung pun kediamannya dijadikan tempat menginap oleh Pak PLT MAWP, Pak Hardi (KLC OPI), serta 6 orang anggota rombongan Wanita. Sedangkan anggota rombongan Pria, termasuk Pak H.Soleh (SPV Teknik Rayon Patangkai) menginap di KP Bontojai, menemani Mas Andi Nurdin.

Setelah cukup beristirahat dan menikmati hidangan yang disajikan, rombongan kembali ke KP Bontojai untuk melanjutkan acara yang telah direncanakan, yaitu “Nonton Bareng” di Theater 21-nya OPI Watampone, ditemani dengan api unggun dan BBQ untuk menghangatkan malam di pegunungan Bontojai. Sudah kebayang bukan asyiknya kehangatan suasana tersebut.

Persiapan Theater 21 OPI Watampone 

Persiapan Api Unggun

Duet Mas Agus Kurniawan dan Mas Andi Nurdin
Theater 21 OPI Watampone

Setelah Theater 21 OPI Watampone selesai dipersiapkan, pemutaran film pun segera dilaksanakan. Film yang di putar pada saat itu  adalah Hachiko dan Top Secret (kisah sukses perjuangan seorang pengusaha makanan kecil dengan bahan baku rumput laut asal Thailand) untuk memotivasi para penonton yang hadir. Dikala sedang menikmati film yang ditayangkan dan sambil menunggu berkobarnya api unggun serta bara api, bahan baku untuk BBQ pun dipersiapkan. Menu yang tersedia adalah Sosis bakar dengan racikan “bumbu rahasia” serta Ubi ungu yang di bawa dari Bone.

Mbak Wella dan Mbak Inggrit mempersiapkan “bumbu rahasia” BBQ

Suasana Persiapan Acara BBQ

Bara pun mulai memerah dan kehangatan api unggun mulai terasa. Saatnya bagi Mbak Wella yang juga anggota tim OPI beraksi memanggang sosis. Keahlian meracik “bumbu rahasia” mulai dibuktikan, ketika sosis tersebut dibakar di atas bara api, yang telah dibuat oleh Mas Agus Kurniawan (Anggota Tim OPI Watampone). Semakin malam saat udara dingin semakin menusuk tulang, keharuman sosis bakar menyelimuti udara di sekitar Theater 21 OPI Watampone. Tidak cukup hanya dibayangkan saja, tetapi foto pun akan ditunjukkan sebagai saksi, walaupun keharuman sosis bakarnya tidak dapat difoto.

Mbak Wella mulai membuktikan “bumbu rahasia”-nya

Kehangatan diantara Sosis Bakar dan Api Unggun

Saat pembakaran sosis berlangsung, film Hachiko sudah memasuki tahap akhir, dan digantikan dengan film Top Secret. Sebuah film yang menceritakan kisah perjuangan Itipatt yang dipanggil “Top”, dalam membuat usaha makanan ringan dengan bahan baku rumput laut. Mulai dari jatuh bangunnya, sampai akhirnya bisa masuk ke jaringan mini market Seven Eleven. Makanan itu juga ada di Indomaret dan Alfamart, yaitu Taokenoi yang dalam Bahasa Indonesia berarti Pengusaha Muda. Kisah yang inspiratif itu semakin bisa dinikmati, karena ditemani sosis bakar dan ubi ungu bakar. Kalau kawan pintar tidak percaya, perhatikan gambar gambar di bawah.

Suasana Pemutaran Film Top Secret di Theater 21 OPI Watampone

Biar sedang Nonton tetap Sadar Kamera

Pak H. Soleh Menikmati Ubi Ungu Bakar

Kehangatan Malam di Theater 21 OPI Watampone

Tidak terasa, menjelang berakhirnya film Top Secret, waktu memasuki pukul 00:00, waktu dimana pasokan aliran listrik dari KP Bontojai dipadamkan oleh Mas Andi Nurdin. Rombongan akhirnya turut merasakan “perasaan” para penduduk desa Bontojai yang hidup dengan aliran listrik terbatas, gelapnya malam tanpa penerangan, serta dinginnya udara pegunungan Bontojai. Tidak lama setelah listrik dipadamkan, rombongan pun beristirahat sambil mengumpulkan energi untuk esok hari.

Sabtu, 06 September 2014, pukul 08:00 WITA, rombongan mulai berangkat menuju kediaman Pak Tahir, untuk menikmati hidangan sarapan yang telah disiapkan. Dengan menu Opor Ayam, serta Telur Ceplok dan kerupuk, sarapan pagi itu terasa nikmat sekali apalagi ditambahkan dengan Sayur Pakis khas pegunungan. Setelah sarapan dan beramah tamah dengan Pak Tahir dan keluarganya, tepat pukul 10:00 WITA, rombongan kembali menuju KP Bontojai untuk melanjutkan agenda acara berikutnya, yaitu inventarisasi BBM oleh Mbak Carlita dan Mas Weda, anggota Tim OPI Watampone yang bertugas sebagai Staf Akuntansi dan Keuangan PLN Area Watampone.

Mas Andi Nurdi dan Mbak Carlita Melaksanakan Inventarisasi Aset PLTD Bontojai

Mesin Deutz Unit 3 PLTD Bontojai

Mesin Deutz yang Berfungsi sebagai Cadangan

Mas Andi Nurdin (Pegawai KP Bontojai) Membuka Tangki Penyimpan BBM

Mas Andi Nurdin dan Mbak Carlita Melaksanakan Inventarisasi BBM, Mas Weda Pegang Kamera

Selain inventarisasi BBM, anggota Tim OPI Watampone juga turut serta membantu Mas Andi Nurdin melaksanakan 5R di lingkungan KP Bontojai. Dimulai dengan melaksanakan kerja bakti membersihkan halaman dari tanaman dan rumput-rumput liar yang tumbuh di halaman KP Bontojai.  Bukannya merasa lelah, para anggota Tim Opi Watampone malah ceria membersihkan halaman yang cukup luas tersebut. Keceriaan anggota Tim OPI Watampone pun turut diabadikan dalam  foto-foto di bawah ini.

Kerja Bakti Membersihkan Rumput Liar

Berdiskusi sambil Bekerja

Halaman Belakang KP Bontojai yang Penuh Tanaman Liar

Ki-ka(atas) Mas Andi Nurdin, Pak H.Soleh, Mas Ardik, Mas Aji, Mas Ihwan, Mba Irma, Mba Carlita, dan Mba Ana
Ki-ka(bawah) Mas Anggih dan Pak Hardi, Mas Weda Pegang Kamera.

Mas Ardik dan Mas Weda Beristirahat sambil Menjaga Snack

Setelah Inventarisasi BBM dan kerja bakti membantu pelaksanaan 5R selesai dilaksanakan, rupanya ada satu pekerjaan tambahan yang tidak terdapat di agenda, yaitu pemeriksaan alat ukur di PLTD Bontojai. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh Mas Agus Kurniawan yang bertugas sebagai Staf Jaringan Area Watamopone, dan Mas Ihwan (SPV Teknik Rayon Uloe). 

Mas Agus dan Mas Ihwan Memeriksa Alat Ukur di PLTD Bontojai

Seperti kata pepatah “Satu Kali Dayung, Dua, Tiga Pulau Terlampaui”. Rangkaian kunjungan ke KP Bontojai pun ditutup dengan penyerahan buah tangan dari Tim OPI Watampone kepada teman-teman di KP Bontojai. 

Pak PLT MAWP Menyerahkan Peralatan 5R Kepada Mas Andi Nurdin

Pak Hardi Menyerahkan Buah Tangan kepada Pak Tahir

Jauhnya jarak, tidak akan menghalangi kita untuk menjalin tali silaturahim. Demikian juga perjuangan PLN dalam menerangi seluruh pelosok negeri. Ibarat gunung akan didaki, lautan pun disebrangi oleh para pejuang kelistrikan untuk para kawan pintar dapat menikmati terangnya listrik di malam hari. Meski sudah suratan takdir PLN, ketika listrik hidup tidak dipuji, tapi ketika listrik mati dimaki maki. Percayalah, PLN tidak akan pernah berhenti berjuang untuk menerangi seluruh pelosok negeri.

SALAM DARI KP BONTOJAI, PLN AREA WATAMPONE

1 komentar: