Setelah menempuh perjalanan yang menantang (lebih lengkap bisa dibaca
di tulisan (PANJANGNYA RUTE OFFROAD" MENUJU KANTOR PELAYANAN BONTOJAI), rombongan tiba di KP Bontojai disambut
dinginnya udara pegunungan, dan keindahan pemandangannya. Dengan ciri khas
kontur tanah pegunungan yang naik turun, dan berliku, menjadikan hal tersebut
sebagai “keunikan” KP Bontojai itu tersendiri. Kehangatan di antara dinginnya
udara pegunungan, mulai terasa dari “sapaan” penduduk desa Bontojai yang sangat
ramah terhadap pendatang. Sebuah kehangatan yang tidak biasa, mengingat kemampuan
KP Bontojai yang menggunakan pembangkit Diesel hanya sanggup memberikan listrik
selama 6 jam perharinya, yaitu pada pukul 18:00 WITA sampai dengan 00:00 WITA.
Suasana KP Bontojai
|
Sekitar pukul 18:00 WITA, Jum’at, 05 September 2014 kedatangan
rombongan telah di tunggu oleh Mas Andi Nurdin di KP Bontojai. Sambutan yang
diberikan pun cukup khas, bukan seperti “sapaan” para penduduk desa Bontojai,
akan tetapi deru mesin Diesel yang dinyalakan oleh Pak Tahir (Alih Daya KP
Bontojai). Seketika, keheningan pun sedikit “berwarna” dengan suara khas mesin
diesel tersebut. Mas Andi Nurdin (Pegawai KP Bontojai) pun bergabung dengan Pak
Tahir melakukan “duet maut”, mempertontonkan keahliannya mengoperasikan mesin
Diesel yang ada di KP Bontojai. Setelah bebannya stabil, Pak Tahir mengajak
rombongan untuk melepas lelah dan menikmati hidangan makan malam yang telah disiapkan
di kediamannya.
Berdesakkan di Ruang Tamu Kediaman Pak Tahir
|
Kediaman Pak Tahir memang sering dijadikan basecamp tempat menginap
apabila ada tamu yang berkunjung, termasuk pada saat rombongan kami berkunjung
pun kediamannya dijadikan tempat menginap oleh Pak PLT MAWP, Pak Hardi (KLC
OPI), serta 6 orang anggota rombongan Wanita. Sedangkan anggota rombongan Pria,
termasuk Pak H.Soleh (SPV Teknik Rayon Patangkai) menginap di KP Bontojai,
menemani Mas Andi Nurdin.
Setelah cukup beristirahat dan menikmati hidangan yang disajikan,
rombongan kembali ke KP Bontojai untuk melanjutkan acara yang telah
direncanakan, yaitu “Nonton Bareng” di Theater 21-nya OPI Watampone, ditemani
dengan api unggun dan BBQ untuk menghangatkan malam di pegunungan Bontojai.
Sudah kebayang bukan asyiknya kehangatan suasana tersebut.
Persiapan Theater 21 OPI Watampone
|
Persiapan Api Unggun
|
Duet Mas Agus Kurniawan dan Mas Andi Nurdin
|
Theater 21 OPI Watampone
|
Setelah Theater 21 OPI Watampone selesai dipersiapkan, pemutaran film
pun segera dilaksanakan. Film yang di putar pada saat itu adalah Hachiko dan Top Secret (kisah sukses
perjuangan seorang pengusaha makanan kecil dengan bahan baku rumput laut asal
Thailand) untuk memotivasi para penonton yang hadir. Dikala sedang menikmati
film yang ditayangkan dan sambil menunggu berkobarnya api unggun serta bara
api, bahan baku untuk BBQ pun dipersiapkan. Menu yang tersedia adalah Sosis
bakar dengan racikan “bumbu rahasia” serta Ubi ungu yang di bawa dari Bone.
Mbak Wella dan Mbak Inggrit mempersiapkan “bumbu rahasia”
BBQ
|
Suasana Persiapan Acara BBQ
|
Bara pun mulai memerah dan kehangatan api unggun mulai terasa. Saatnya
bagi Mbak Wella yang juga anggota tim OPI beraksi memanggang sosis. Keahlian meracik
“bumbu rahasia” mulai dibuktikan, ketika sosis tersebut dibakar di atas bara
api, yang telah dibuat oleh Mas Agus Kurniawan (Anggota Tim OPI Watampone). Semakin
malam saat udara dingin semakin menusuk tulang, keharuman sosis bakar
menyelimuti udara di sekitar Theater 21 OPI Watampone. Tidak cukup hanya
dibayangkan saja, tetapi foto pun akan ditunjukkan sebagai saksi, walaupun
keharuman sosis bakarnya tidak dapat difoto.
Mbak Wella mulai membuktikan “bumbu rahasia”-nya
|
Kehangatan diantara Sosis Bakar dan Api Unggun
|
Saat pembakaran sosis berlangsung, film Hachiko sudah memasuki tahap
akhir, dan digantikan dengan film Top Secret. Sebuah film yang menceritakan
kisah perjuangan Itipatt yang dipanggil “Top”, dalam membuat usaha makanan
ringan dengan bahan baku rumput laut. Mulai dari jatuh bangunnya, sampai
akhirnya bisa masuk ke jaringan mini market Seven Eleven. Makanan itu juga ada
di Indomaret dan Alfamart, yaitu Taokenoi yang dalam Bahasa Indonesia berarti
Pengusaha Muda. Kisah yang inspiratif itu semakin bisa dinikmati, karena
ditemani sosis bakar dan ubi ungu bakar. Kalau kawan pintar tidak percaya,
perhatikan gambar gambar di bawah.
Suasana Pemutaran Film Top Secret di Theater 21 OPI Watampone |
Biar sedang Nonton tetap Sadar Kamera
|
Pak H. Soleh Menikmati Ubi Ungu Bakar
|
Kehangatan Malam di Theater 21 OPI Watampone
|
Tidak terasa, menjelang berakhirnya film Top Secret, waktu memasuki
pukul 00:00, waktu dimana pasokan aliran listrik dari KP Bontojai dipadamkan
oleh Mas Andi Nurdin. Rombongan akhirnya turut merasakan “perasaan” para
penduduk desa Bontojai yang hidup dengan aliran listrik terbatas, gelapnya
malam tanpa penerangan, serta dinginnya udara pegunungan Bontojai. Tidak lama
setelah listrik dipadamkan, rombongan pun beristirahat sambil mengumpulkan
energi untuk esok hari.
Sabtu, 06 September 2014, pukul 08:00 WITA, rombongan mulai berangkat
menuju kediaman Pak Tahir, untuk menikmati hidangan sarapan yang telah
disiapkan. Dengan menu Opor Ayam, serta Telur Ceplok dan kerupuk, sarapan pagi
itu terasa nikmat sekali apalagi ditambahkan dengan Sayur Pakis khas pegunungan.
Setelah sarapan dan beramah tamah dengan Pak Tahir dan keluarganya, tepat pukul
10:00 WITA, rombongan kembali menuju KP Bontojai untuk melanjutkan agenda acara
berikutnya, yaitu inventarisasi BBM oleh Mbak Carlita dan Mas Weda, anggota Tim
OPI Watampone yang bertugas sebagai Staf Akuntansi dan Keuangan PLN Area
Watampone.
Mas Andi Nurdi dan Mbak Carlita Melaksanakan Inventarisasi
Aset PLTD Bontojai
|
Mesin Deutz Unit 3 PLTD Bontojai
|
Mesin Deutz yang Berfungsi sebagai Cadangan
|
Mas Andi Nurdin (Pegawai KP Bontojai) Membuka Tangki
Penyimpan BBM
|
Mas Andi Nurdin dan Mbak Carlita Melaksanakan Inventarisasi
BBM, Mas Weda Pegang Kamera
|
Selain inventarisasi BBM, anggota Tim OPI Watampone juga turut serta
membantu Mas Andi Nurdin melaksanakan 5R di lingkungan KP Bontojai. Dimulai dengan
melaksanakan kerja bakti membersihkan halaman dari tanaman dan rumput-rumput
liar yang tumbuh di halaman KP Bontojai.
Bukannya merasa lelah, para anggota Tim Opi Watampone malah ceria
membersihkan halaman yang cukup luas tersebut. Keceriaan anggota Tim OPI
Watampone pun turut diabadikan dalam
foto-foto di bawah ini.
Kerja Bakti Membersihkan Rumput Liar
|
Berdiskusi sambil Bekerja
|
Halaman Belakang KP Bontojai yang Penuh Tanaman Liar
|
Ki-ka(atas) Mas Andi Nurdin, Pak H.Soleh, Mas Ardik, Mas
Aji, Mas Ihwan, Mba Irma, Mba Carlita, dan Mba Ana
Ki-ka(bawah) Mas Anggih dan Pak Hardi, Mas Weda Pegang
Kamera.
|
Mas Ardik dan Mas Weda Beristirahat sambil Menjaga Snack
|
Setelah Inventarisasi BBM dan kerja bakti membantu pelaksanaan 5R
selesai dilaksanakan, rupanya ada satu pekerjaan tambahan yang tidak terdapat
di agenda, yaitu pemeriksaan alat ukur di PLTD Bontojai. Pemeriksaan tersebut
dilakukan oleh Mas Agus Kurniawan yang bertugas sebagai Staf Jaringan Area
Watamopone, dan Mas Ihwan (SPV Teknik Rayon Uloe).
Mas Agus dan Mas Ihwan Memeriksa Alat Ukur di PLTD Bontojai
|
Seperti kata pepatah “Satu Kali Dayung, Dua, Tiga Pulau Terlampaui”.
Rangkaian kunjungan ke KP Bontojai pun ditutup dengan penyerahan buah tangan
dari Tim OPI Watampone kepada teman-teman di KP Bontojai.
Pak PLT MAWP Menyerahkan Peralatan 5R Kepada Mas Andi Nurdin
|
Pak Hardi Menyerahkan Buah Tangan kepada Pak Tahir
|
Jauhnya jarak, tidak akan menghalangi kita untuk menjalin tali
silaturahim. Demikian juga perjuangan PLN dalam menerangi seluruh pelosok
negeri. Ibarat gunung akan didaki, lautan pun disebrangi oleh para pejuang
kelistrikan untuk para kawan pintar dapat menikmati terangnya listrik di malam
hari. Meski sudah suratan takdir PLN, ketika listrik hidup tidak dipuji, tapi
ketika listrik mati dimaki maki. Percayalah, PLN tidak akan pernah berhenti
berjuang untuk menerangi seluruh pelosok negeri.
SALAM DARI KP BONTOJAI, PLN AREA WATAMPONE
|
Jalan2 lagi pak keBonto jai.. ☺
BalasHapus