Senin, 08 September 2014

"PANJANGNYA RUTE OFFROAD" MENUJU KANTOR PELAYANAN BONTOJAI




Kantor Pelayanan Bontojai adalah salah satu unit asuhan di Rayon Patangkai Area Watampone. KP Bontojai merupakan satu-satunya Kantor Pelayanan yang masih mengoperasikan PLTD di Rayon Patangkai, bahkan di Area Watampone. Pelanggan-pelanggan yang dilayani KP Bontojai, yang berjumlah 363 pelanggan, hanya menikmati listrik selama 6 jam setiap harinya. Jam kerja pegawai KP Bontojai, yang dipimpin oleh Mas Andi Nurdin (Pegawai PLN KP Bontojai) beserta dua petugas PP Distribusi, dari jam 18:00 WITA sampai dengan 24:00 WITA. Jam kerja tersebut sedikit berubah ketika bulan Ramadhan, 2 mesin PLTD merk Deutz dengan kapasitas masing-masing 40 kW itu menderu dari jam 18:00 WITA sampai dengan 23:00 WITA, dilanjut mulai jam 03:00 WITA sampai dengan 05:30 WITA.

Dengan beban masing-masing mesin 25 kW untuk unit 3, dan 26 kW untuk unit 4, pelanggan di KP Bontojai mayoritas pelanggan rumah tangga 450 VA.  Hal yang sangat wajar, mengingat posisi Bontojai yang dikelilingi oleh gunung. Dalam bahasa bugis Bonto berarti banyak, Jai berarti gunung, jadi Bontojai bisa diartikan daerah yang memiliki banyak gunung.

Sesuai namanya, untuk menuju Bontojai harus melewati banyak tanjakan seperti mendaki gunung. Jarak yang hanya 30 km dari KP Balle, harus ditempuh selama 3,5 Jam, karena panjangnya rute offroad yang harus dilewati. Hal itulah yang dialami oleh tiga generasi kuda besi merk Toyota, sang legenda Kijang LSX nompol DD 1358 OF, Innova Luxury DW 1230 AF, dan Avanza DD 1290 WH, yang membawa rombongan OPI Watampone di temani Pak Haji Soleh (Spv Teknik Rayon Patangkai) menuju KP Bontojai, sore hari itu, Jumat, 5 September 2014. Secara geografis letak Bontojai dapat dilihat dari gambar berikut (gambar diambil dari http://www.pustakasekolah.com/bohong-langi.html) :

Bontojai yang berada di titik tengah empat kabupaten di Sulawesi selatan

Panjangnya rute offroad itu meliputi, jalanan aspal berlubang, jalanan berbatu layaknya sungai kering, jalanan dengan tanah liat, jalanan berpasir, jalanan yang turun yang lebih rendah dari kiri-kanannya, sehingga terasa melewati sebuah parit yang besar. Di lintasan inilah, tiga generasi kuda besi ditempa ujian untuk dapat melalui lintasan tersebut. Ternyata Toyota innova terbukti terbatuk-batuk mendaki jalur offroad tersebut. Penumpang pun harus turun untuk membantu perjalanan sang Mobil Ideal Bagi Keluarga untuk melewati jalur ekstrim itu.

Pak H Soleh, Mas Aji, dan Mas Ardik mendorong innova melewati rute offroad

Sementara sang mobil ideal bagi keluarga terbatuk-batuk, sang legenda kijang LSX melaju dengan lancar jaya, sedangkan sang mobil sejuta umat, mengikutinya dengan pelan tapi pasti. Toyota innova bahkan sampai harus berasap, akibat kampas kopling yang terbakar. Perjalananpun harus terhenti berkali-kali untuk memberikan kesempatan kepada innova untuk mendinginkan kampas kopling.

Proses pendinginan kampas kopling Toyota Innova

Masih bahagia meskipun masih ditengah perjalanan jalur off road menuju KP Bontojai

Selain perjalanan menuju KP Bontojai yang penuh perjuangan, perjalanan kembali ke Watampone pun tak kalah menantang. Jumlah tanjakan off road bukannya makin menurun, justru malah bertambah banyak. Ganasnya medan tidak mengenal gender, Mbak Annisa dan Mbak Wella pun terpaksa turun dari kendaraan agar kuda besi bisa melalui jalur off road dengan selamat. Apalagi yang cowok-cowok, ketika mobil sejuta umat terperosok dan kandas di jalur semen tanggung (hanya disemen dua jalur selebar ban kendaraan truk), maka harus turun untuk mendorong dan mengangkat ban kendaraan. Di jalur perjalanan kembali ini, terbukti lebih baik kita membeli mobil warna silver daripada warna hitam, di jalur yang penuh debu ternyata warna hitam berubah menjadi coklat.

Mbak Annisa berjalan di samping mobil Innova hitam yang telah berubah menjadi coklat

Gotong royong mengangkat ban Avanza silver yang masih berwarna silver dan terperosok di jalur off road


Salah satu rintangan offroad mirip superball yang harus dilalui tiga kuda besi beda generasi

Meski jalur off roadnya sangat ekstrim, tapi Kawan Pintar tidak perlu bersedih hati. Pemandangan sepanjang jalur tersebut sungguh menggoda hati. Godaan untuk ber-selfie dan berpose sadar kamera. Pohon pinus, kebun cengkeh, persawahan, panorama perbukitan, dan view landscape dari ketinggian sungguh membuat mata menjadi teduh, dan hati menjadi berseri. Rombongan pun tidak melewatkan kesempatan tersebut, setiap momen selalu diabadikan dengan penuh keceriaan. Panjangnya perjalanan menjadi tidak begitu terasa.

Berpose ditengah hutan pinus

Sibuk mencari tempat untuk selfie

Setelah menempuh 3,5 jam perjalanan, tapi Kawan Pintar harus tahu itu disaat jalanan kering. Pada saat musim hujan, barangkali harus menginap bahkan tidak sampai ke KP Bontojai. Rombongan pun tiba di KP Bontojai, disambut Mas Andi Nurdin (Pegawai PLN yang bertugas di KP Bontojai) dan Pak Tahir (Alih Daya di KP Bontojai). Mas Andi Nurdin sepertinya sudah betah di Bontojai, dengan kecurigaan sudah menemukan jodoh di Bontojai. Karena saat ditawari Plt. MA untuk beralih ke Pamusureng, bila interkoneksi SUTM dari Feeder Balle (anggaran lisdes tahun 2014) sudah selesai, dengan mantap Mas Andi Nurdin memilih kantor tetap di Bontojai. Cuaca di Bontojai sangat dingin, apalagi semakin malam dinginnya semakin menusuk tulang. Kawan Pintar harus membawa baju tebal bila harus bermalam di Bontojai. 

Kantor Pelayanan Bontojai di malam hari

“Power House” Bontojai

Ki-Ka : Mas Andi Nurdin, Pak H. Soleh, Pak Tahir, dan Mas Ihwan

Perjalanan yang melelahkan itu terbayar lunas ketika melihat wajah Mas Andi Nurdin dan Pak Tahir saat menyambut kedatangan rombongan. Ada keceriaan, ada kebahagiaan, dan ada kebanggaan di guratan wajah mereka ketika melihat rombongan yang berjumlah 16 orang itu tiba di KP Bontojai. Lokasi yang terpencil, dan susah untuk dijangkau dari Watampone, barangkali yang menyebabkan itu semua, apalagi ada Plt. MA yang ikut datang bahkan bermalam di KP Bontojai. Itulah sekelumit cerita perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai KP Bontojai, satu-satunya unit asuhan PLN Area Watampone yang masih mengoperasikan PLTD, dan satu-satunya unit yang hanya menyala 6 jam sehari.

Tetap semangat dan terus bergerak untuk petugas garis depan KP Bontojai dan seluruh unit PLN di seluruh pelosok negeri ini. Karena bekerja adalah sebuah kebanggaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar