Kantor Pelayanan Bontojai adalah
salah satu unit asuhan di Rayon Patangkai Area Watampone. KP Bontojai merupakan
satu-satunya Kantor Pelayanan yang masih mengoperasikan PLTD di Rayon
Patangkai, bahkan di Area Watampone. Pelanggan-pelanggan yang dilayani KP
Bontojai, yang berjumlah 363 pelanggan, hanya menikmati listrik selama 6 jam
setiap harinya. Jam kerja pegawai KP Bontojai, yang dipimpin oleh Mas Andi
Nurdin (Pegawai PLN KP Bontojai) beserta dua petugas PP Distribusi, dari jam
18:00 WITA sampai dengan 24:00 WITA. Jam kerja tersebut sedikit berubah ketika
bulan Ramadhan, 2 mesin PLTD merk Deutz dengan kapasitas masing-masing 40 kW
itu menderu dari jam 18:00 WITA sampai dengan 23:00 WITA, dilanjut mulai jam
03:00 WITA sampai dengan 05:30 WITA.
Dengan beban masing-masing mesin
25 kW untuk unit 3, dan 26 kW untuk unit 4, pelanggan di KP Bontojai mayoritas
pelanggan rumah tangga 450 VA. Hal yang sangat
wajar, mengingat posisi Bontojai yang dikelilingi oleh gunung. Dalam bahasa
bugis Bonto berarti banyak, Jai berarti gunung, jadi Bontojai bisa diartikan
daerah yang memiliki banyak gunung.
Sesuai namanya, untuk menuju Bontojai
harus melewati banyak tanjakan seperti mendaki gunung. Jarak yang hanya 30 km
dari KP Balle, harus ditempuh selama 3,5 Jam, karena panjangnya rute offroad
yang harus dilewati. Hal itulah yang dialami oleh tiga generasi kuda besi merk
Toyota, sang legenda Kijang LSX nompol DD 1358 OF, Innova Luxury DW 1230 AF,
dan Avanza DD 1290 WH, yang membawa rombongan OPI Watampone di temani Pak Haji
Soleh (Spv Teknik Rayon Patangkai) menuju KP Bontojai, sore hari itu, Jumat, 5
September 2014. Secara geografis letak Bontojai dapat dilihat dari gambar
berikut (gambar diambil dari http://www.pustakasekolah.com/bohong-langi.html)
:
![]() |
Bontojai yang berada
di titik tengah empat kabupaten di Sulawesi selatan
|
Panjangnya rute offroad itu
meliputi, jalanan aspal berlubang, jalanan berbatu layaknya sungai kering,
jalanan dengan tanah liat, jalanan berpasir, jalanan yang turun yang lebih
rendah dari kiri-kanannya, sehingga terasa melewati sebuah parit yang besar. Di
lintasan inilah, tiga generasi kuda besi ditempa ujian untuk dapat melalui
lintasan tersebut. Ternyata Toyota innova terbukti terbatuk-batuk mendaki jalur
offroad tersebut. Penumpang pun harus turun untuk membantu perjalanan sang Mobil
Ideal Bagi Keluarga untuk melewati jalur ekstrim itu.
Pak H Soleh, Mas Aji,
dan Mas Ardik mendorong innova melewati rute offroad
|
Sementara sang mobil ideal bagi
keluarga terbatuk-batuk, sang legenda kijang LSX melaju dengan lancar jaya,
sedangkan sang mobil sejuta umat, mengikutinya dengan pelan tapi pasti. Toyota innova
bahkan sampai harus berasap, akibat kampas kopling yang terbakar. Perjalananpun
harus terhenti berkali-kali untuk memberikan kesempatan kepada innova untuk
mendinginkan kampas kopling.
Proses pendinginan
kampas kopling Toyota Innova
|
Masih bahagia
meskipun masih ditengah perjalanan jalur off road menuju KP Bontojai
|
Selain perjalanan menuju KP
Bontojai yang penuh perjuangan, perjalanan kembali ke Watampone pun tak kalah
menantang. Jumlah tanjakan off road bukannya makin menurun, justru malah
bertambah banyak. Ganasnya medan tidak mengenal gender, Mbak Annisa dan Mbak
Wella pun terpaksa turun dari kendaraan agar kuda besi bisa melalui jalur off
road dengan selamat. Apalagi yang cowok-cowok, ketika mobil sejuta umat
terperosok dan kandas di jalur semen tanggung (hanya disemen dua jalur selebar
ban kendaraan truk), maka harus turun untuk mendorong dan mengangkat ban
kendaraan. Di jalur perjalanan kembali ini, terbukti lebih baik kita membeli
mobil warna silver daripada warna hitam, di jalur yang penuh debu ternyata
warna hitam berubah menjadi coklat.
Mbak Annisa berjalan
di samping mobil Innova hitam yang telah berubah menjadi coklat
|
Gotong royong
mengangkat ban Avanza silver yang masih berwarna silver dan terperosok di jalur
off road
|
Salah satu rintangan offroad mirip superball yang harus dilalui tiga kuda besi beda generasi |
Meski jalur off roadnya sangat ekstrim, tapi Kawan Pintar tidak perlu bersedih hati. Pemandangan sepanjang jalur tersebut sungguh menggoda hati. Godaan untuk ber-selfie dan berpose sadar kamera. Pohon pinus, kebun cengkeh, persawahan, panorama perbukitan, dan view landscape dari ketinggian sungguh membuat mata menjadi teduh, dan hati menjadi berseri. Rombongan pun tidak melewatkan kesempatan tersebut, setiap momen selalu diabadikan dengan penuh keceriaan. Panjangnya perjalanan menjadi tidak begitu terasa.
Berpose ditengah
hutan pinus
|
Sibuk mencari tempat
untuk selfie
|
Setelah menempuh 3,5 jam
perjalanan, tapi Kawan Pintar harus tahu itu disaat jalanan kering. Pada saat
musim hujan, barangkali harus menginap bahkan tidak sampai ke KP Bontojai. Rombongan
pun tiba di KP Bontojai, disambut Mas Andi Nurdin (Pegawai PLN yang bertugas di
KP Bontojai) dan Pak Tahir (Alih Daya di KP Bontojai). Mas Andi Nurdin
sepertinya sudah betah di Bontojai, dengan kecurigaan sudah menemukan jodoh di
Bontojai. Karena saat ditawari Plt. MA untuk beralih ke Pamusureng, bila
interkoneksi SUTM dari Feeder Balle (anggaran lisdes tahun 2014) sudah selesai,
dengan mantap Mas Andi Nurdin memilih kantor tetap di Bontojai. Cuaca di
Bontojai sangat dingin, apalagi semakin malam dinginnya semakin menusuk tulang.
Kawan Pintar harus membawa baju tebal bila harus bermalam di Bontojai.
Kantor Pelayanan
Bontojai di malam hari
|
“Power House”
Bontojai
|
Ki-Ka : Mas Andi
Nurdin, Pak H. Soleh, Pak Tahir, dan Mas Ihwan
|
Perjalanan yang melelahkan itu
terbayar lunas ketika melihat wajah Mas Andi Nurdin dan Pak Tahir saat
menyambut kedatangan rombongan. Ada keceriaan, ada kebahagiaan, dan ada
kebanggaan di guratan wajah mereka ketika melihat rombongan yang berjumlah 16
orang itu tiba di KP Bontojai. Lokasi yang terpencil, dan susah untuk dijangkau
dari Watampone, barangkali yang menyebabkan itu semua, apalagi ada Plt. MA yang
ikut datang bahkan bermalam di KP Bontojai. Itulah sekelumit cerita perjalanan
yang harus ditempuh untuk mencapai KP Bontojai, satu-satunya unit asuhan PLN
Area Watampone yang masih mengoperasikan PLTD, dan satu-satunya unit yang hanya
menyala 6 jam sehari.
Tetap semangat dan
terus bergerak untuk petugas garis depan KP Bontojai dan seluruh unit PLN di
seluruh pelosok negeri ini. Karena bekerja adalah sebuah kebanggaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar