Jumat, 30 Mei 2014

Berenang menerjang banjir agar listrik Passippo menyala kembali




(“behind the sceen” Foto laporan pak Syafarudin (Manajer Rayon Hasanudin – PLN Area Watampone) di grup BBM Asman & Man Rtg WTP)


Awalnya, ketika melihat Sebuah Foto dari Grup BBM Asman & Man Rtg WTP ini, masih ada “sesuatu” gitu (maklum melihatnya hanya sepotong-potong, dan kurang konsen). Sebuah Foto yang dikirimkan oleh Pak Syafarudin (Manajer Rayon Hasanudin) ke Grup BBM ini, memang multi-tafsir kalau membaca judulnya “masih di Passippo”. Kira-kira Apa pendapat kawan pintar kalau melihat Foto berikut :





Kalau para kawan pintar berpikir itu adalah Kelompk pecinta alam yang sedang berlatih menyeberangi sungai, atau para Mahasiswa baru sedang di”pelonco” oleh para seniornya dengan menyeberangi sungai, maka pikiran kita sama. Karena hanya sekilas, sepotong-potong, dan kurang konsen, Foto dokumentasi di atas terlihat seperti penyebrangan sungai yang umum dilakukan para pecinta alam.


Tapi setelah dirangkaikan dengan Foto selanjutnya, mau nggak mau, ternyata harus ada yang diubah. Persepsi dan prasangka awal harus dikoreksi. Kalau nggak percaya, para kawan pintar perhatikan Foto berikut :





Mau nggak mau, bisa nggak bisa, pikiran atau prasangka kita harus dikoreksi, dan diperbaiki. Ngapain juga kelompok pecinta alam, “menggotong tangga” segala. lagian setega-teganya senior, rasanya nggak mungkin menyuruh mahasiswa baru mengangkat tangga di tengah derasnya air sungai seperti di atas….betul kan kawan pintar ? ….betul, betul, betul, jawab ipin kalau ditanya…. : )

Dari jenis tangga yang diangkat, sebenarnya para kawan pintar sudah bisa menebak siapa mereka kan ? masak nggak tahu ? …Yap, betul, mereka para petugas PLN di garis depan yang sedang “Nyeberangkan peralatan di tengah derasnya air sungai”, seperti judul Foto yang dituliskan pak Syafarudin (Manajer Rayon Hasanudin) di grup BBM tersebut.

Semuanya makin jelas setelah dirangkaikan dengan Foto yang berikutnya, termasuk alasan para petugas PLN di garis depan itu, rela berenang bersama peralatan, di tengah derasnya arus sungai itu….



Dari judul Fotonya saja “Banjir di Passippo menyebabkan beberapa tiang miring”, sudah terjelaskan apa alasan para petugas PLN di garis depan itu seperti dua foto di atas. Yap para Petugas PLN di atas rela berenang menerjang banjir, dengan satu alasan yaitu memperbaiki Jaringan PLN yang rusak (tiangnya pada miring akibat aliran banjir) agar listrik satu gardu di desa Passippo yang padam bisa menyala kembali.

Pemerataan pembangunan kelistrikan, dan memerdekakan seluruh rakyat Indonesia dari kegelapan, memang membutuhkan pengorbanan. Bukan hanya saat pembangunan awalnya saja, tapi juga pengorbanan pada saat operasi dan pemeliharaannya, seperti yang harus dilakukan para petugas PLN di garis depan di atas. Para petugas PLN Rayon Hasanudin itu harus berenang menerjang banjir agar listrik di Passippo menyala kembali…

Jaringan listrik yang rusak akibat terjangan banjir di Passippo tersebut, merupakan proyek pembangunan Lisdes (Listrik Pedesaan) yang baru dioperasikan di tahun 2013. Artinya para Kawan Pintar yang tinggal di sana baru merasakan merdeka listrik satu tahunan ini. Makanya pak Syafarudin beserta anggota-anggotanya, begitu melihat kondisinya memungkinkan, rela berenang menerjang banjir untuk menyalakan satu gardu di Passippo tersebut. 

Oh iya kenapa nama pak Syafarudin disebut berkali-kali ya ? Kawan Pintar perlu lebih teliti sedikit, adanya Foto-Foto di atas, tentu ada yang mengambil kan ya ? artinya kalau mengambil Foto sedekat itu, mau nggak mau kan harus “nyebur” juga ke sungai, betul nggak ? yap untuk menyemangati para petugas PLN di garis depan Rayon Hasanudin, pak Syafarudin, yang Manajer Rayon itu, turut berenang menerjang banjir, tentu bukan sekedar mengambil gambar saja, tapi agar listrik satu gardu di Passippo itu menyala kembali.

Pak Syafarudin, merupakan Manajer Rayon yang paling senior di PLN Area Watampone. Bapak kelahiran 1964 atau sudah setengah abad persis ini, dan bergabung di PLN sejak tahun 1985. Pak Syafarudin sudah bertugas sebagai Manajer Rayon Hasanudin sejak bulan Desember 2009. Selama menjabat Manajer Rayon Hasanudin, beliau sudah ketemu empat orang Manajer Area (Pak Agung Murdifi, Pak Firman Ansyari, Pak Atmoko Basuki, dan pak MAWP yang sekarang…..mohon maaf pesan sponsor, belum boleh sebut nama), jadi kebayang betapa seniornya beliau. Hebatnya di posisi beliau sekarang, dan di usia beliau, masih mau “nyebur” untuk berenang menerjang banjir…..

Jadi kata pak Syafarudin, dan baru penulis sadari saat hampir mengakhiri tulisan ini, urutan yang benar membaca foto laporan adalah sebagai berikut :

 


Kalau melihat urutan foto di atas, maka tulisan blog ini tidak perlu sepanjang ini, tapi kan terlanjur diketik, jadi….lanjut….. 

Kok bisa terjadi ya? maklum karena kurang konsen, plus kurang pengalaman, setelah dievaluasi ternyata melihat fotonya dari atas, alias dari foto yang terakhir dikirimkan pak Syafarudin ke Grup BBM….memang pengalaman tidak bisa dibohongi, pak Syafarudin yang sudah malang melintang di PLN selama 31 tahun, tentu berbeda dengan kami yang pengalamannya masih bisa dihitung dengan jari tangan.

Meski urutannya terbalik, semoga tidak mengurangi arti dari sebuah pengorbanan para petugas PLN Rayon Hasanudin di garis depan, yang berani berenang menerjang banjir agar listrik satu gardu di Passipo bisa menyala kembali. Sebuah pengorbanan untuk memerdekan seluruh rakyat negeri ini dari kegelapan akibat mati listrik……