Kamis, 26 Juni 2014

Tatkala Musibah Membawa Berkah di Kantor PLN Area Watampone






Malam itu (24 Juni 2014) semua masih normal di PLN Area Watampone. Di Kantor PLN Area bagian depan (yang merupakan ruangan bagian Pelayanan Pelanggan Area, dan biasa menjadi tempat acara doa pagi itu), mas Anggih, mas Aji, dan Pak Plt. Manajer Area Watampone (selanjutnya kita sebut Plt. MA saja agar lebih singkat), asyik ngobrol sampai malam. Kebetulan sekali mas Anggih yang juga admin sosial media di PLN Area Watampone, dibantu mas Aji, barusan selesai meng”update” blog dengan tulisan baru mengenai deklarasi PLN Bersih di PLN Area Watampone, dan Plt. MA ikut “nimbrung” sehingga terjadilah obrolan yang panjang.

Sebuah obrolan yang khas anak muda, sama-sama perantau, dan penuh gelak tawa. Masalah yang dibahas pun ngalor-ngidul nggak jelas, kadang pakai bahasa Jawa pula. Pokoknya agak kacau, apalagi saat ditanya bagaimana rasanya “terkenal galak”, Plt. MA dengan cuek nya menjawab,”kenyataannya memang galak kok, masak dibantah. Ya sudah dibikin bangga saja biar perasaannya jadi bahagia”….maka meledaklah tawa ketiganya, di tengah hujan deras yang mengguyur kota Watampone, sekitar jam sembilan malam itu. Obrolan seru itu berakhir sekitar jam sepuluh malam ketika Plt. MA pamit pulang.

Mas Anggih masih melanjutkan kesibukannya di Kantor, sambil menunggu hujan deras. Kebetulan mas Agus Kurniawan, staf Jaringan Area, teman satu rumah kontrakan, masih sibuk menyiapkan bahan rapat, bersama pak Mukhsin (Staf Jaringan), dan pak Kamrin (Asman Jaringan) untuk rapat usulan RKAP 2015 di Kantor Wilayah. Mas Anggih baru pulang sekitar jam 24.00 bersama mas Agus, naik mobil kantor. Sekalian mas Agus siap-siap untuk berangkat ke Makassar, rencananya jam 02.00 dini harinya, bersama pak Kamrin dan pak Mukhsin. Hujan deras masih mengguyur saat itu, tapi kondisi kantor masih aman, alias belum ada tanda-tanda kebanjiran.

Tapi semua berubah sekitar jam 01.00 dini hari, rumah dinas para Asman yang berada di dekat kantor sudah mulai terendam air. Pak Azis Haring (Asman Transaksi Energi), dan pak Nur Kawali (Asman Pelayanan dan Administrasi, yang rumah dinasnya sudah mulai terendam air, buru-buru ke Kantor untuk melihat situasi. Pak Kamrin (Asman Jaringan)sudah di kantor karena siap-siap dengan pak Mukhsin dan mas Agus Kurniawan pergi rapat ke Makassar.  

Sekitar jam 01.30 air sudah menggenangi pekarangan kantor, dan mulai memasuki teras depan. Pak Nur Kawali, dan pak Azis Haring bergerak cepat mengamankan asset-asset PLN di ruangan Pelayanan dibantu security yang piket malam itu. Sementara mas Agus Kurniawan, sebelum berangkat ke Makassar, sudah ditugaskan pak Nur Kawali untuk mengamankan Asset di Ruangan Manajer Area, dari ganasnya air banjir.

Dan benar saja, nggak lama kemudian sekitar jam 02.00 air sudah mulai memasuki Kantor PLN Area bagian depan, yaitu ruangan bagian Pelayanan Pelanggan Area, "WAR ROOM OPI", ruangan Manajer Area, Ruangan Bu Andi Sutra, dan ruangan Asman Pelayanan dan Administrasi. Pak Azis haring sempat mengabadikan air yang masuk ke Kantor bagian depan tersebut, dan mengirimkannya ke Grup BBM “Warga PLN WTP” jam 02.33 WITA.




Air sudah memasuki kantor bagian depan PLN Area Watampone (tempat ngobrol mas Anggih, mas Aji, dan Plt. MA)


Melihat foto di Grup BBM tersebut beberapa pegawai pun berdatangan ke kantor Area. Seolah tidak percaya, karena selama ini belum pernah air masuk kedalam kantor. Plt. MA datang sekitar jam 3 bersama Pak Hatta (driver Manajer), Pak H Nasrum (KLC OPI) datang dengan baju rapi jali (kemeja putih dimasukkan ke celana dengan ikat pinggang). Tidak lama kemudian datang mas Anggih dan mas Ardik (Spv Adm Rayon Tellu Boccoe). Mbak Indah (alih daya administrasi Kantor Area) bersama mbak Umi (Manajer Kopkar) menyusul kemudian.

Ternyata betul kantor Area tenggelam, penyebabnya dapat dibaca di tulisan sebelumnya (Usaha tanpa henti bersama lubang biopori). Berikut dokumentasi yang sempat diambil mas Anggih:
Suasana banjir dari pintu masuk PLN Area Watampone
 

Suasana banjir tampak depan kantor PLN Area Watampone, terlihat air sudah menggenangi dalam ruangan

 Plt MA, Pak H Nasrum, mas Anggih dan mas Ardik memutuskan untuk masuk kedalam kantor. Di halaman kantor ketinggian air mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 50 cm. Ini penampakannya dari teras kantor :
Kantor seperti ditengah kolam renang



 
Begitu masuk kedalam kantor, ketinggian air mencapai diatas mata kaki orang dewasa, atau sekitar 20 cm. Berikut penampakannya :

Ruangan Manajer Area ikut tenggelam. Tampak beberapa barang sudah dinaikkan oleh mas Agus sebelumnya
 
Ruangan Ibu A Sutra ikut terendam banjir. Banjir pun ikut menghanyutkan beberapa asset kantor, terlihat tempat sampah ikut mengalir
 
Untunglah air belum menggenangi ruang tengah (bagian Jaringan dan Administrasi), sehingga korbannya tidak terlalu banyak. Hanya Plt. MA, Ibu A Sutra, Pak Nurkawali, Pak Aras, mas Anggih, mas Aji dan mbak Septi serta ruangan tim OPI yang berhak mendapatkan bantuan…… :D Ternyata berkat kesigapan pak Azis Haring, pak Nurkawali dan pak Sudding (Cleaning service yang standby 24 jam), sebelum air makin meninggi sudah dipasang pompa air untuk membuang air ke sungai sebelah kantor.
Pompa air yang berjasa menyelamatkan ruang tengah dari genangan air
 
Meski sudah menggunakan pompa air, bahkan sudah dibuat lubang biopori, ternyata surutnya air cukup lama, baru sekitar jam 6 pagi air benar-benar surut. Sambil menunggu air surut tidak banyak hal yang dapat dilakukan antara lain :
KiKa : Pak Nurkawali, Pak Nasrum (percaya kan rapi jali), Pak Azis Haring dan Plt. MA menunggu air surut di depan kantor

 
Info dari Pak Nurkawali, selama beliau 3 tahun berada di Watampone baru kali ini air masuk ke dalam kantor. Belakangan pada saat doa pagi (yang dilaksanakan di ruang tengah), selama Ibu A Sutra di Area Watampone (atau seumuran mbak Wella), air belum pernah masuk ke dalam kantor. Plt. MA jadi kepikiran, tanda-tanda apa ya??? “tanda-tanda kerja bakti pagi ini di kantor” jawab Plt. MA sendiri…
Mbak Wella memimpin doa pagi, setelah air surut di kantor

Tapi salah satu kehebatan para personil PLN Area Watampone Adalah kebersamaannya. Hal ini dapat dilihat ketika tanpa harus dikomando/diperintah, spontan bergotong royong dan bahu membahu membersihkan sisa-sisa banjir (mungkin efek dari kegiatan JUMPER). Berikut penampakannya :
Bahu-membahu membersihkan sisa banjir di ruangan depan
 
Sudah mulai bersih………….

Karena sudah bersih akhirnya sadar kamera
 
Lagi ngapain ya??? Ternyata mbak Nisa dengan kekuatan penuh mencoba memutar kipas angin agar lantai lekas kering. (ada yang berminat?)

 
Bergaya di depan kantor sesudah bersih
 
Dibalik musibah ternyata ada hikmahnya, asal kita mau berfikiran positif. Musibah banjir ternyata membuat kebersamaan personil PLN Area Watampone semakin akrab. Hikmah yang lain Adalah masuk Koran Tribun Timur tanpa harus membayar biaya pasang iklan, pesan Plt. MA “lupakan banjirnya, lihat keindahan kantornya” :D :D :D :D
Inilah guntingan Koran Tribun Timur tanggal 26 Juni 2014 di halaman 14, kantornya indah kan?? :D :D






2 komentar:

  1. Dibalik Musibah da Hikmahnya....Bersih bersih memasuki bulan Ramadhan...

    BalasHapus
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus