Rabu, 04 Juni 2014

Ketika alat berat harus "turun tangan" mengamankan pohon yang mengganggu jaringan PLN Area Watampone


(Sebuah interpertasi dari Presentasi mas Yulianus Cahyo Edi, berjudul Kronologis padamnya Penyulang Biru tanggal 20 Mei 2014)


Tentu kawan pintar pernah mendengar istilah “Jalan Ring Road” kan ? itu lho sebuah jalan yang memutari sebuah kota, untuk mengurangi kemacetan di pusat kota. Karena memutar, biasanya melewati kawasan pinggiran kota, belum ramai, dan masih hijau di kanan-kiri jalannya. Nah, kalau untuk jalan ada Jalan Ring Road, maka di Jaringan  PLN Area Watampone ada Feeder atau Penyulang Biru.

Feeder Biru merupakan salah satu Feeder dari GI Bone. Kalau kita berjalan menuju Bone di jalan Poros Makassar – Bone, maka Feeder Biru adalah tiga buah kawat (kabel) sejajar yang berada di kanan jalan, yang berada di sebelah bawah.

Begitu sampai perempatan lampu merah menuju stadion atau gedung DPRD Kabupaten Bone, Feeder Biru belok kanan, menyusuri jalan, lurus terus. Kalau ke stadion atau gedung DPRD belok kiri, Feeder Biru ini masih lurus terus. Seperti jalan Ring Road, Feeder Biru menyusuri kawasan Pinggiran Kota Watampone, untuk kemudian muncul lagi di jalan Poros Bone-Sinjai, tepatnya di pertigaan Apala.

Di pertigaan Apala, Feeder Biru yang belok kiri ke arah Bone, ketemu pertigaan belok kanan menuju arah Pattiro. Sedangkan yang lurus di jalan poros Bone - Sinjai akan bertemu dengan Feeder Cokro di LBS Bone 3.

Feeder Biru di pertigaan Apala yang belok kanan ke arah Sinjai, menyusuri jalan poros Bone – Sinjai, dan bertemu dengan Feeder Tonra di LBS Cina, yang letaknya di kecamatan Cina.

Karena menyusuri kawasan pinggiran Kota Watampone, tidak heran kalau medan yang dilewati Feeder Biru, sangat menantang, banyak pepohonan, di bibir sungai, serta melintasi kawasan persawahan. Hal yang menjadi “tantangan” tersendiri bagi para Petugas PLN Area Watampone untuk menjaga kehandalan Feeder Biru. Feeder yang menyuplai sekitar 147 buah Gardu Distribusi, dan sekitar 14.200 kawan pintar.

Beratnya medan yang dilalui oleh Feeder Biru, terkadang mengharuskan para petugas garis depan PLN Area Watampone, khususnya Rayon Hasanudin dan Rayon Tellu Boccoe, untuk mengerahkan seluruh kemampuan dan bahkan segala cara, bila terjadi gangguan pada Feeder Biru.  Termasuk mengerahkan “alat berat”,  kawan pintar bisa melihatnya pada gambar di bawah ini :



Dini hari itu, selasa, 20 Mei 2014, hujan bersama teman-temannya (angin kencang, dan petir menggelegar), masih mengguyur Kota Watampone. Sekitar jam 03.40 WITA, Feeder Biru trip atau mati listrik dari GI Bone….

artinya kawan pintar yang tinggal di Ds.Bulurempe, Ds.Tirong, Ds.Panyili, Ds.Lemoape, Ds.Congko, Ds.Bacu, Ds.Lampoko, Ds.Cinnong, Ds.Wolangi, Ds.Padangloang, Ds.Kalibong, Ds.Ajangpulu, Ds.Apala, Ds.Paroto, Ds.Cina, Ds.Kawerang, Ds.Panasa, Ds.Attobaja, Ds.Sugiale, Ds.Pattiro, dan sekitarnya mengalami mati listrik, alias padam alias gelap gulita, pada dini hari itu.

Beruntung lah PLN Area Watampone, selalu ada kawan pintar yang peduli, serta berbaik hati menginformasikan bahwa ada pohon roboh mengenai jaringan dan menyala-menyala di Desa Paroto, sekitar jam 03.50 WITA.

Langkah cepat pun bisa diambil oleh para petugas PLN Rayon Hasanudin, untuk mengisolir lokasi gangguan di Desa Paroto. LBS Apala baru dikeluarkan atau dilepas sekitar jam 04.10 WITA, sehingga pangkal Feeder Biru sampai dengan Apala, serta yang belok kiri dari pertigaan Apala, ke arah ke Bone dan Pattiro bisa menyala kembali listriknya.

Tapi masih ada 23 buah Gardu Distribusi yang padam dari LBS Apala Baru sampai dengan LBS Cina. Sepanjang Poros Bone – Sinjari dari LBS Apala baru sampai dengan kecamatan Cina, gelap gulita. Sekitar 1.500 kawan pintar terpaksa mengalami mati listrik pada dini hari itu….

Saat para petugas PLN garis depan Rayon Hasanudin, melihat lokasi pohon tumbang, ternyata diketemukan ada pohon sagu yang menimpa jaringan SUTM Feeder Biru :


Para Petugas kesulitan mengamankan pohon tersebut. Lokasinya yang di tepi sungai dan berlumpur di tengah hujan, terlalu membahayakan bagi keselamatan petugas. Apalagi suasana masih gelap gulita, diguyur hujan deras pula….

Namun ketika sinar mentari memancarkan sinarnya, setelah gelap berganti terang, dan kondisi yang ada di lapangan, ternyata jauh lebih berat dari yang diperkirakan oleh para petugas tersebut. Jumlah pohon yang ada, kerusakan jaringan yang terjadi, serta kondisi tepian sungainya terlalu “membahayakan” keselamatan jiwa para petugas :


Pak Syafaruddin (Manajer Rayon Hasanudin) dan mas Dody Midyanto (Spv Teknik Rayon Hasanudin), yang memimpin operasi pemulihan gangguan pagi itu, segera memutuskan untuk menggunakan “alat berat”. 

Keselamatan dan keamanan para petugas menjadi pertimbangan utama. Akhirnya sang alat berat, “mobil crane” atau “mobil degger”, yang biasanya digunakan untuk mengangkat tiang atau trafo, meluncur ke lokasi. Pengamanan pohon, dan perbaikan jaringan Feeder Biru di Desa Paroto pun menggunakan “alat berat” itu :

Petugas “mengeksekusi” pohon menggunakan "alat berat"

Para Petugas mulai memperbaiki kerusakan jaringan SUTM di atas "Boom alat berat"

Pengamanan pohon, dan perbaikan jaringan SUTM Feeder Biru, di Desa Paroto itu baru selesai tuntas jam 12.05 WITA. Kami mohon maaf karena 1.500 kawan pintar di sepanjang Poros Bone – Sinjai, dari Apala sampai dengan Cina, harus mengalami mati listrik selama 9 Jam 15 menit…

Sekali lagi, kami, PLN Area Watampone, memohon maaf bila usaha kami belum maksimal, namun sulitnya medan yang kami hadapi, beratnya kerusakan jaringan yang terjadi, meskipun kami mengerahkan “alat berat” sekalipun, ternyata kami harus mengingkari janji kami, yaitu 3 jam maksimal padam atau mati listrik bagi kawan pintar.

Mohon doakan kami agar jaringan PLN selalu dilindungi dan handal listriknya….mohon doa kawan pintar untuk kami, PLN Area Watampone….







Tidak ada komentar:

Posting Komentar