Senin, 30 Juni 2014

RAPAT EVALUASI YANG MENGADUK-ADUK "PASSION" TIM OPI


Inilah “Gawean Besar” Ketiga Tim OPI. “Gawean Besar” yang paling menguras emosi Tim OPI. Sejak dari perencanaan, konsep acara, bahkan pada saat pelaksanaan penuh “Ketegangan” yang mengaduk-aduk emosi Tim OPI. Kalau sudah membaca tulisan sebelumnya (Sesuatu yang tak lagi sama sejak ada OPI di PLN Area Watampone), tentu kawan pintar sudah tahu jalannya rapat di PLN Area Watampone. Tapi ada hal yang khusus pada rapat evaluasi kinerja Bulan Juni 2014. Kembali Pak MAWP membuat kejutan dengan menginstruksikan Tim Kinerja untuk presentasi. Meski Via email karena Pak MAWP sedang cuti, instruksi itu cukup untuk membuat Tim Kinerja menjadi “GALAU”.

Gimana tidak “GALAU”, Tim Kinerja diinstruksikan untuk menyampaikan usulan penilaian pejabat / pegawai yang menjadi unit asuhannya. Hal yang sensitif, apalagi menyangkut penilaian yang ujung-ujungnya adalah besaran uang IKS. Tim OPI pun sempat ketar-ketir, maklum beda generasi. Anggota Tim OPI rata-rata masih muda dan masa kerjanya belum melebihi hitungan jari tangan. Sementara anggota Tim Kinerja semuanya senior dan pernah menjadi pejabat struktural.

Beda generasi itu menimbulkan sedikit GAP komunikasi, tapi itulah kejutan yang diinginkan oleh Pak MAWP. Dengan menyatukan Tim OPI dan Tim Kinerja dalam satu rapat, komunikasi diantara kedua tim beda generasi itu menjadi lebih cair. Tim OPI dipaksa oleh Pak MAWP untuk “bersilat lidah” dan menyusun strategi untuk berkomunikasi dengan Tim Kinerja.

Untunglah berkat kerendahan hati para Tim Kinerja dan kesungguhan hati para Tim OPI, instruksi Pak MAWP bisa dilaksanakan. Sebelumnya sempat ada “Ketegangan” antara Tim OPI dan Tim Kinerja karena target kinerja dibuat oleh Tim OPI. Ada perasaan seolah-olah pekerjaan Tim Kinerja sudah diambil alih oleh Tim OPI. Padahal itu disengaja oleh Pak MAWP, agar perencanaan target kinerja dan pengendalian realisasi dilaksanakan oleh tim yang berbeda, agar pelaksanaannya lebih Fair.


Kesulitan terbesar adalah Tim Kinerja belum pernah mengikuti rapat ala OPI, terutama masalah denda keterlambatan. Mbak Inggrit dan Mbak Wella yang menjadi petugas debt collector sempat dibuat “GALAU”. Berikut penampakan rapat yang penuh dengan “Perjuangan” Tim OPI:
Peserta rapat evaluasi kinerja (Manajer Rayon dan Pegawai Kantor Pelayanan) Bulan Juni 2014



Sudut pandang lain dari peserta rapat evaluasi kinerja bulan Juni 2014

Setelah rapat dimulai, seperti biasa ternyata salah satu anggota Tim Kinerja yaitu Pak H. Kaseng terlambat selama 65 menit, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan tetapi tidak meminta ijin kepada pimpinan rapat. Selain itu Ibu Hj. Dharmawati baru masuk setelah istirahat karena ada keperluan tapi tidak minta ijin pimpinan rapat. Hal inilah yang membuat Mbak Wella dan Mbak Inggrit “GALAU”. Soalnya besaran uang denda keterlambatannya sangat besar, sungkan lagi. Karena Pak H. Kaseng adalah bapak kos dari Mbak Wella dan Mbak Inggrit.

Tapi yang namanya hukum tetap harus ditegakkan, Alhamdulillah dengan kebesaran hati Pak H. Kaseng dan Bu Hj. Dharmawati, aturan denda tetap bisa diterapkan. Rekor penerimaan pendapatan Tim OPI dari denda di rapat tersebut, yang mencapai Rp 781.000,-.

Seluruh peserta rapat dengan serius mendengarkan presentasi

Tapi yang lebih heboh pada saat presentasi Tim Kinerja karena sudah menampilkan usulan penilaian berdasarkan kinerja sampai dengan bulan Mei 2014. Ada yang bengong, ada yang ngakak, tapi lebih banyak yang terkejut alias shock berat, termasuk yang presentasi.
Pak H. Masjaya sedang mempresentasikan sepuluh unit asuhannya

Pak H. Nasrum orang yang paling sibuk karena menjabat sebagai Tim Kinerja dan KLC Tim OPI

Pak H. Kaseng (Bapak kosnya Mbak Inggrit dan Mbak Wella) sedang mempresentasikan hasil penilaian sepuluh unit asuhannya

Pak Hasyim dengan nada kalem dan tenang juga mempresentasikan hasil kinerja sepuluh unit asuhannya

Bu Hj. Dharmawati tengah serius mempresentasikan sepuluh unit asuhannya, tapi lihatlah Mbak Inggrit, Mbak Wella, Mbak Carlita dan Mas Weda ternyata “Sadar Kamera” hanya Mas Aji yang tidak “Sadar Kamera”



Setelah semua Tim Kinerja presentasi acara dilanjut dengan Deklarasi PLN Bersih (ada ditulisan sebelum ini). Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan peserta rapat terbaik. Ini fotonya:

Pak Sangkala Nukra (MR Sengkang), Pak Nasrul Ansar (MR Patangkai) dan Pak Azis Haring (Asman TE) berhak mendapatkan dua buah batang coklat karena terpilih menjadi peserta rapat terbaik

Panitia terbaik: Mbak Inggrit (MC Rapat) dan Mbak Carlita (Notulen + Instruktur PLN Bersih)

Panitia bergaya penuh kelegaan setelah melewati rapat yang penuh “Perjuangan” mulai dari perencanaan, konsep acara dan bahkan pelaksanaan. Ki-Ka: Pak Bakhtiar, Mas Kurnia Aji, Mbak Wella, Mbak Carlita, Mas Anggih, Mbak Inggrit, Pak MAWP, Pak Nur Kawali, Mbak Anissa, Mas Weda dan Mas Agus Kurniawan