Hari itu, jumat, 27 Juni 2014, atau 29 Syaban 1435 H, seperti
umat islam di seluruh Indonesia, pak Agussalim (Manajer Rayon Tellu Boccoe –
PLN Area Watampone) sedang bersiap-siap menyambut datangnya bulan Ramadhan 1435
H. Hari Jumat itu, seperti juga di seluruh unit PLN, adalah hari kerja, pak
Agussalim beserta rekan-rekan petugas Rayon Tellu Boccoe, masih menjalankan tugas
seperti biasa. Apalagi menjelang akhir semester itu, monitoring Baca Meter
untuk proses billing (pembuatan rekening) bulan Juli, serta proses penagihan
tunggakan, sedang gencar-gencarnya.
Sekedar informasi saja, Rayon Tellu Boccoe adalah langganan Tunggakan NIHIL setiap akhir semester dan akhir tahun. Hal itulah yang sedang diusahakan oleh pak Agussalim dan rekan-rekan di PLN Rayon Tellu Boccoe pada saat itu.
Sekedar informasi saja, Rayon Tellu Boccoe adalah langganan Tunggakan NIHIL setiap akhir semester dan akhir tahun. Hal itulah yang sedang diusahakan oleh pak Agussalim dan rekan-rekan di PLN Rayon Tellu Boccoe pada saat itu.
Tapi siapa sangka, di tengah cuaca yang cerah hari jumat itu,
tiba-tiba sekitar jam 11.00 WITA, Kantor Rayon Tellu Boccoe mengalami mati
listrik. Feeder Tonra (salah satu penyulang dari GI Sinjai yang menyuplai PLN
Area Watampone) trip atau mati listrik dari proteksi pertamanya.
Pak Haji Mudhir (Supervisor Teknik Rayon Tellu Boccoe) seperti biasa memimpin langsung operasi pencarian penyebab gangguan, serta proses pemulihannya di lapangan, agar listrik segera menyala kembali. Sementara pak Agussalim, mengendalikan dan memonitor operasi itu dari Kantor Rayon.
Pak Haji Mudhir (Supervisor Teknik Rayon Tellu Boccoe) seperti biasa memimpin langsung operasi pencarian penyebab gangguan, serta proses pemulihannya di lapangan, agar listrik segera menyala kembali. Sementara pak Agussalim, mengendalikan dan memonitor operasi itu dari Kantor Rayon.
Sekitar jam 11.10 WITA penyebab mati listrik itu
diketemukan, inilah penampakannya melalui Foto yang dikirimkan oleh pak
Agussalim ke Grup BBM Warga PLN WTP berikut :
Tiang LBS Abbuppungeng yang terletak di jalan poros
Bone-Sinjai, Roboh tertimpa pohon kelapa yang tumbang. meski jarak pohon kelapa
cukup jauh dari jaringan PLN, kurang lebih 10 meter, tapi ketika Allah
berkehendak, maka jaringan PLN yang tertimpa pohon tumbang itupun luluh lantak,
seperti gambar di atas.
Tiang TM yang terbuat dari Beton itu, tidak sanggup menahan
kekuatan pohon tumbang yang menimpanya, akibatnya dua buah tiang TM pun patah.
Tapi untung tidak ada warga atau pengguna jalan yang tertimpa tiang atau
jaringan PLN yang luluh lantak itu….ternyata masih ada “untungnya” di tengah
musibah itu….
Fokus selanjutnya adalah meng"isolir” lokasi titik gangguan,
sehingga pelanggan yang lain bisa menyala kembali. Langkah pelepasan Jumper
untuk meng”isolir” titik gangguan pun dilakukan, harus cepat karena berkejaran
dengan waktu sholat Jumat yang sudah menjelang.
Alhamdulillah dengan langkah
cepat, dan cekatan, dari para petugas garis depan PLN Rayon Tellu Boccoe, yang
dipimpin pak Haji Mudhir di lapangan, sebelum sholat Jumat, Feeder Tonra sudah
bisa dinormalkan sampai jumper sebelum lokasi titik gangguan. Sedangkan dari
Jumper setelah lokasi titik gangguan ke arah ujung, dimanuver ke Feeder Biru.
Tersisa satu gardu dan sekitar 500 pelanggan di Ds Lenrang, Ujung Tanah, Desa
Saweng, yang masih padam karena kondisi jaringan PLN yang tidak memungkinkan,
menjelang sholat Jumat hari itu.
Seusai menunaikan ibadah sholat Jumat, para petugas garis
depan PLN Rayon Tellu Boccoe itu memulai penanganan pemulihan di lokasi titik
gangguan. Dua buah tiang TM yang patah, sudah tidak bisa di”mac giver” lagi,
alias harus diganti kedua-duanya. Yang jadi masalah, tidak ada persediaan tiang
di gudang untuk menggantinya.
Kondisi PLN yang sedang berat kondisi keuangannya, membuat tidak ada persediaan tiang (karena memang sangat jarang terjadi kejadian tiang patah seperti ini), yang termasuk material slow moving itu. Tapi di situ lah letak kehebatan pak Agussalim dan pak Haji Mudhir, dalam memimpin para petugas garis depan PLN itu. Dengan penguasaan asset jaringan di wilayah kerja Rayon Tellu Boccoe yang mumpuni, diketemukan tiang untuk mengganti dua buah tiang TM yang patah itu. Yaitu dua buah tiang “melambai” (tiang sudah berdiri, tapi belum dipakai mengalirkan stroom listriknya) berlokasi di Patimpa.
Kondisi PLN yang sedang berat kondisi keuangannya, membuat tidak ada persediaan tiang (karena memang sangat jarang terjadi kejadian tiang patah seperti ini), yang termasuk material slow moving itu. Tapi di situ lah letak kehebatan pak Agussalim dan pak Haji Mudhir, dalam memimpin para petugas garis depan PLN itu. Dengan penguasaan asset jaringan di wilayah kerja Rayon Tellu Boccoe yang mumpuni, diketemukan tiang untuk mengganti dua buah tiang TM yang patah itu. Yaitu dua buah tiang “melambai” (tiang sudah berdiri, tapi belum dipakai mengalirkan stroom listriknya) berlokasi di Patimpa.
Perjuangannya tidak mudah memang, tapi “sekali
layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai”. Awalnya harus digotong lebih
dulu dengan cara manual, karena lokasi tidak memungkinkan alat berat untuk
masuk.
Selanjutya di pinggir jalan yang lokasinya memungkinkan, alat
berat (mobil crane) pun beraksi. Tiang pengganti pun diangkut untuk selanjutnya
di bawa dari Patimpa menuju ke lokasi gangguan
Meski sudah menggunakan bantuan alat berat, meski sudah
bergotong royong beramai-ramai mengangkut tiang, Beratnya lokasi tiang
melambai, menyebabkan tiang pengganti baru tiba sekitar jam 21.00 WITA di titik
gangguan. Para petugas garis depan PLN pun segera beraksi, gelapnya malam tidak
menghalangi mereka untuk segera menyalakan kembali listrik bagi kawan pintar.
Pak
Kamrin (Asman Jaringan PLN Area Watampone) ikut terjun di lokasi titik gangguan
malam hari itu, bergabung dengan para petugas garis depan PLN Rayon Tellu
Boccoe, melaksanakan penggantian tiang. Berikut rangkaian perjuangan para
petugas garis depan PLN Rayon Tellu Boccoe, yang dilaporkan secara ekslusif,
melalui kiriman foto di grup BBM Warga PLN WTP oleh pak Haji Mudhir (Spv Teknik
Rayon Tellu Boccoe) :
![]() |
Sekitar jam 21.15 WITA para petugas garis depan sedang memasang Travers sebelum tiang di”berdiri”kan dengan mobil crane |
![]() |
Sekitar jam 01.19 WITA (berarti sudah hari sabtu, 28 Juni 2014) dua buah tiang pengganti sudah berdiri, sedang pelaksanaan penarikan jaringan |
![]() |
Sekitar jam 02.35 WITA penarikan jaringan sudah selesai, dan mulai dilaksanakan proses penjumperan jaringan |
![]() |
Sekitar jam 03.56 WITA, pelaksanaan penjumperan terakhir sebelum listrik bisa dinormalkan dan menyala kembali |
![]() |
Akhirnya…..perjuangan para petugas garis depan PLN itu membuahkan hasil dengan menyalanya kembali listrik jam 04.52 WITA |
Alhamdulillah perjuangan berat menembus beratnya medan, melalui gelapnya malam itu, berhasil dengan menyalanya kembali listrik bagi kawan pintar sekitar pukul 04.52 WITA. Sebuah perjuangan berat yang diiringi sebuah rasa syukur ketika pemerintah menetapkan awal bulan Ramadhan pada hari minggu, 29 Juni 2014. Lokasi titik gangguan yang dekat masjid, tentu menambah tekanan bila malam itu harus sudah dilaksanakan sholat Tarawih yang biasanya membludak jamaahnya itu.
Sebuah rasa syukur, karena penyelesaian penggantian tiang
patah TM dini hari itu, tidak terlalu memberi tuntutan yang menambah beban,
kepada para petugas garis depan PLN itu, karena memang belum ada kegiatan sahur.
Rasa syukur yang terutama adalah para petugas garis depan itu bisa bekerja dengan
lebih tenang, karena tidak harus sahur, dan melaksanakan ibadah puasa setelah
perjuangan yang sangat berat itu….
Untuk para kawan pintar, selamat menunaikan ibadah puasa dari
kami, para petugas garis depan PLN Area Watampone, selamat berjuang meraih berkah
ramadhan bagi seluruh kawan pintar, semoga Amal Ibadah kita semua menjadikan
diri kita sebagai pemenang di hari idul fitri nanti…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar