Jumat, 11 April 2014

"Menyebrangi Lautan" untuk Listrik Lapecceng


Lagu dangdut itu sungguh merdu di telinga, tapi bisa jadi bagaikan sembilu, di hati para petugas PLN di garis depan. Berikut bunyi syairnya : “Hujan di malam minggu…..engkau tak datang padaku….katanya gunung, akan kau daki…..lautan luas engkau sebrangi…..dst”….. Lagu yang mengisahkan para cowok “cemen” yang takut hujan, sehingga tidak datang untuk ngapel pacarnya, di malam minggu (meski rayuan gombalnya selangit).

Sudah suratan nasib PLN, khususnya bagi para petugas PLN di garis depan, bahwa PLN hanya diingat saat listrik mati. Bahkan PLN identik dengan “SAAT HIDUP GA PERNAH DIPUJI, SAAT MATI DIMAKI-MAKI”, benar nggak sih ??? atau hanya perasaan petugas PLN di garis depan saja barangkali….sekali lagi sudah suratan PLN, jadi untuk para petugas PLN di garis depan, mari kita Hadapi, Hayati, dan Nikmati saja tho….

Sesungguhnya para petugas PLN di garis depan itu, adalah para “pejantan tangguh”, jangankan untuk ngapel ke tempat cewek cakep, hanya untuk menyalakan listrik pelanggan yang padam, para petugas PLN di garis depan itu, rela menyebrangi lautan luas….bukan asal cuap atau sekedar rayuan gombal seperti lagu dangdut itu, ini adalah kisah nyata…bukan dongeng apalagi khayalan….uhhuuyy….

Kisah nyata ini disampaikan oleh Mas Nugroho (Manajer Rayon Uloe – Area Watampone), melalui kiriman foto-fotonya di grup BBM “Warga PLN WTP” (grup BBM yang di”gawangi” oleh tiga orang punggawa PLN Area Watampone : Pak Nur Kawali (Asman Pelayanan dan Administrasi),  Mas Anggih Prasetya (Staf Pelayanan Pelanggan), pak Bakhtiar (Spv Pengendalian Susut)). Terbayang pentingnya Grup BBM tersebut untuk PLN Area Watampone, adminnya saja ada dari Level Asman, Spv, dan Staf. Jadi laporannya insya Allah riil, dan sesuai fakta di lapangan, percaya kan ???

Lapecceng, adalah nama sebuah daerah di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Geografisnya daerah pesisir pantai di Teluk Bone, dengan banyak Tambak tempat budidaya Rumput laut. Meski sedikit pelosok, listrik PLN sudah masuk kesana. Nggak kebayang dulu membangunnya bagaimana, karena dari KP Cenrana (Kantor Pelayanan di bawah Rayon Uloe yang melayani kelistrikan di daerah Cenrana) untuk ke Lapecceng itu harus naik perahu. Ini serius lho, harus naik perahu untuk menyebrangi muara sungai + lautan luas.


Pada suatu selasa malam, di tanggal 1 April, saat cuaca sedang hujan Badai di daerah Uloe, mas Nugroho menerima kabar padam total di daerah Lapecceng, satu hal yang ada di pikiran beliau : para petugas garis depan rayon Uloe dan KP Cenrana, harus menjadi para “pejantan tangguh”. Para petugas garis depan itu harus “menyebrangi lautan”, bukan untuk ngapel cewek di malam minggu, tapi menyalakan listrik Lapecceng di malam rabu….hanya karena cuaca yang tidak mendukung (sedang hujan badai, jadi hanya superman yang berani menembusnya), diputuskan baru rabu pagi para “pejantan tangguh” itu berangkat ke Lapecceng, ini lah rangkaian ceritanya :
  1. Berangkat dari Cenrana menuju Lapecceng, tentu menggunakan perahu (karena kalau menggunakan mobil atau motor tidak akan pernah sampai ke Lapecceng…JJJ…), lengkap dengan personil dan material yang dibutuhkan. 
  2. Begitu sampai di Lapecceng, para petugas garis depan itu langsung lemas….dua buah tiang TM (Tiang Listrik untuk Jaringan Tegangan Menengah 20 kV, itu lho kabel listrik yang ada 3 kawat sejajar di biasanya pinggir jalan) sedang bobo’ di tengah tambak, eh pinggir laut, eh pinggir pantai. Intinya ada dua buah tiang TM yang mencium tanah eh air, akibat tidak mampu menahan hembusan angin yang sepoi-sepoi, berputar, ditambah badai, ini buktinya kalau nggak percaya :
  3. Tapi sekali langkah diayun, pantang untuk surut kembali. Sekali disebut “pejantan tangguh”, harus tetap jadi “pejantan tangguh”. Dengan peralatan yang ada, dengan jumlah personil yang tersedia, dengan sedikit ilmu Mac Giver, dan penguasaan kompetensi kelistrikan eh pertiangan….alhamdulillah, setelah berkutat (berkutat dengan lumpur dan air empang itu pasti) selama satu jam 45 menit, satu tiang bisa berdiri tegak …. (coba kalau tiang itu bisa seperti iklan Mizone, paling dua menit sudah berdiri tegak lagi setelah diberi minum Mizone….lho kok jadi iklan ya ???) :
  4. Masih ada satu lagi tiang TM yang di tengah empang, eh tambak, pokoknya sejenisnya…..perjuangannya lebih berat lagi, karena mesthi nyebur ke empang, eh tambak rumput laut yang dalamnya ternyata sedada orang dewasa….tapi “pejantan tangguh” tetaplah “pejantan tangguh”, berkat kerja sama tim, kekompakan, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas (weleh-weleh…..jadi nyombong gini ya….) akhirnya 8 jam 2 menit kemudian, tiang di tengah empang itu akhirnya berdiri juga, dan listrik di Lapecceng pun normal menyala kembali........ "Horeeeee" :

Itulah serial perjuangan para “pejantan tangguh” eh maksudnya para petugas garis depan Rayon Uloe dan KP Cenrana, yang rela “menyeberangi lautan”, bahkan mandi di kolam/empang/tambak untuk menyalakan listrik di Lapecceng….

(NB : ada foto mas Ihwan Budiawan (Spv Teknik Rayon Uloe) yang sedang mandi, dan mendorong rumput laut di kolam/empang/tambak itu, bisa dilihat di facebooknya mas Ihwan)

Salam “Pejantan tangguh” untuk mas Nugroho (MR Rayon Uloe), mas Ihwan Budiawan (Spv Teknik Rayon Uloe), dan mas Faisal Kamarudin (pegawai PLN KP Cenrana) beserta anggota-anggota PP Distnya….anda semua layak dapat bintang….

Biarlah semua pujian itu hanya milik Allah, ….. mari kita semua Hadapi, Hayati, dan Nikmati semua maki-maki para pelanggan PLN saat listriknya mati….karena memang itu suratan nasib PLN dan khususnya bagi para petugas PLN di garis depan….

Bagi semua kawan pintar, maafkan kami bila keterbatasan kemampuan kami menyebabkan kawan pintar harus mengalami mati listrik (khususnya pada saat cuaca hujan angin petir)… maafkan pula kelemahan dan kesalahan kami yang menyebabkan para kawan pintar harus terganggu kenikmatan hidupnya akibat listrik mati…

Percayalah kami akan berusaha dalam batas maksimal kemampuan kami, untuk menjaga listrik terus menyala di seluruh negeri, meski ada gunung tinggi, insya Allah kami akan daki, meski ada lautan, insya Allah kami sebrangi…..

Terakhir jangan takut untuk “mempunyai suami” para pegawai PLN apalagi petugas PLN di garis depan, sudah terbukti mereka menyebrangi lautan untuk menyalakan listrik mati, bayangkan kalau hanya untuk ketemu cewek cakep di tengah hujan di malam minggu….peace….!!!!!….. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar