Mungkin kawan pintar
pernah mendengar mengenai edukasi pelanggan?
Atau mungkin pernah pula mendengar pemasaran keliling dan edukasi
pelanggan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Sarling Elang”? Apa sih
edukasi pelanggan itu? Menurut buku Hermawan Kartajaya on Marketing Mix, edukasi
pelanggan (customer education) merupakan
jembatan menentukan bagi produk untuk
masuk ke pasar mainstream, dimana diedukasi pelanggan terlihat peran perusahaan
sebagai panutan dan merupakan tempat bertanya bagi pelanggan.
Edukasi pelanggan menurut
TIM OPI Watampone dalam buku Pedoman Proses Permohonan dan Pembangunan Jaringan
Distribusi Area Watampone, edukasi pelanggan merupakan sarana untuk memberikan
informasi mengenai batasan hak-hak dan kewajiban antara pelanggan dengan pihak
PLN agar tercipta proses bisnis yang lebih transparan dan mampu meningkatkan
kepuasan pelanggan. Nah, sekarang kawan pintar sudah mengetahui kan, apa itu
“edukasi pelanggan” versi PLN Watampone.
Asal mula edukasi
pelanggan di PLN Area Watampone dimulai dari tindak lanjut penanganan komplain
pelanggan PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) yang merupakan pelanggan
PKS (Perjanjian Kerja Sama). Pelanggan PKS ini mempunyai kewajiban dan hak yang
berbeda dengan pelanggan umum biasanya. Salah satu hak istimewa pelanggan PKS
ini adalah bisa melakukan pembangunan jaringan sendiri apabila PLN tidak bisa menyediakan
jaringan/ belum adanya jaringan di site tower yang akan dibangun. Dengan hak
istimewa yang didapat dari pelanggan PKS ini, tentunya pelanggan-pelanggan PKS
juga mempunyai kewajiban yang istimewa pula kawan pintar, salah satunya tarif listrik
yang dikenakan pun berbeda dengan pelanggan umum.
Kawan Pintar apa yang salah yah, sehingga PT HCPT komplain ke PLN Watampone? Nah ini sebabnya kawan pintar, kenapa PT HCPT komplain ke PLN, pelanggan HCPT
tersebut komplain bahwasannya disalah satu tower milik mereka di daerah Kajuara
Kabupaten Bone mengalami drop tegangan. Setelah tim dari bidang jaringan yang
dikomandoi oleh pak Ramli mengecek dilokasi, ternyata didapati jaringan yang
dibangun oleh HCPT tidak standar, pembangunan jaringan tidak sesuai dengan
standar konstruksi PLN. Perlu kawan pintar ketahui, jaringan yang dibangun oleh
pelanggan PKS akan diserah terima operasikan oleh PLN, tetapi kepemilikan asset
masih milik pelanggan PKS. Usut punya usut ternyata pembangunan jaringan HCPT yang
tidak standar itu merupakan ulah oknum vendor nakal yang ditunjuk HCPT untuk
melaksanakan pembangunan jaringannya. Nah sekarang kawan pintar tau kan apa yang menjadi penyebabnya?
Dari pengalaman
tersebut, Pak MAWP menceritakan bahwasannya itu merupakan “dosa masa lalu yang
harus kita pertanggungjawabkan” dimana itu akan kita perbaiki dan jangan sampai
terjadi kembali permasalahan seperti ini kemudian hari, sehingga tidak
merepotkan PLN dan mengganggu pelayanan kepada pelanggan. Mulai dari situlah
tercetus ide untuk melaksanakan edukasi pelanggan untuk pelanggan daya besar
dan pelanggan yang membutuhkan perluasan/pembangunan jaringan. Ide edukasi
pelanggan ini di”ATM” (amati, tiru, modifikasi) dari kegiatan “Sarling Elang”
di PLN Area Bogor. Bisa jadi edukasi pelanggan ini merupakan oleh-oleh dari Pak
MAWP untuk PLN Watampone, yang diambil dari pengalaman beliau selama bertugas
di PLN Area Bogor.
Kalau kawan pintar membaca tulisan "WE GO FURTHER TO MAKES DREAMS COME TRUE" WITH JUMPER#2, kawan pintar pasti mengetahui bahwasannya JUMPER merupakan quickwin dari Workstream Mindsets, Capabilities and Leadership, Nah Edukasi pelanggan ini juga dijadikan sebagai salah satu quickwin dari Workstream
Technical System (TS) di PLN Area Watampone. Quickwin adalah program
unggulan yang skala kecil, tidak perlu tahap diagnose tapi memiliki dampak yang
cukup signifikan bagi perusahaan. Dengan sedikit memodifikasi konsep “Sarling
Elang” di PLN Area Bogor, Tim OPI Watampone merumuskan konsep edukasi pelanggan
versi PLN Watampone, kemudian juga dibentuk Tim edukasi pelanggan yang dikomando
oleh Pak Nur Kawali selaku asisten manajer pelayanan dan administrasi yang
membawahi bidang pelayanan pelanggan, dan Tim pemeriksaan jaringan yang dikomando
Pak Nugroho selaku asisten manajer jaringan.
Kawan pintar, setiap
permohonan pelanggan PKS dan pelanggan daya besar yang masuk di PLN Area
Watampone akan diberikan edukasi terlebih dahulu. Didalam edukasi ini dijelaskan
mengenai alur proses pelayanan sambungan baru/tambah daya pelanggan PKS dan
pelanggan daya besar. Alurnya sebagai berikut:
1. Survey site sistem jaringan
2. Perencanaan sistem & pembuatan RAB
3. Edukasi Pelanggan
4. Pemeriksaan Pekerjaan
5. Penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Operasi
6. Penyambungan
Ketika pelanggan bermohon selanjutnya
akan ditindak lanjuti oleh bidang jaringan untuk dilaksanakan survey,
perencanaan sistem dan pembuatan RAB, tugas ini dilaksanakan oleh Pak Muhsin.
Setelah adanya hasil survey dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari Pak Muhsin,
dibuatkan undangan edukasi pelanggan oleh bidang pelayanan pelanggan yang
beranggotakan Pak Aras, Mas Anggih dan Mas Aji. Selain itu bidang pelayanan
pelangganpun bertanggungjawab untuk melaksanakan edukasi dan berkoordinasi
dengan vendor ataupun provider hingga pelanggan tersebut mendapat aliran
listrik.
KaKi: Mas Anggih, Pak Nur Kawali, Pak Aras, Pak Ramlan (Baju Biru blkng plg) beserta pelanggan PT Malindo Feedmill,Tbk memperhatikan penjelasan Pak MAWP |
Depan KaKi:
Pimpinan PT Malindo Feedmill,Tbk (Mr Chua, Pak Dedy, Pak Sigit),
Belakang KaKi: Pak Ramli, Pak Yusuf (Vendor Pelaksana), Pak Amir
|
Suasana
Edukasi Pelanggan PT Malindo Feedmill,Tbk
|
Kawan Pintar selain
hal tersebut, hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan
jaringan ini untuk memastikan apakah data progres kegiatan yang dilaporkan oleh
vendor sesuai dengan kondisi fisik dilapangan. Hal ini menyangkut mengenai
hasil pengukuran, konstruksi jaringan, dan material yang digunakan dalam
pembangunan jaringan tersebut. Nah, tugas pemeriksaan jaringan ini dilaksanakan
oleh tim pemeriksaan jaringan yang anggotanya antara lain, Pak Ramlan Harahap,
Pak Amir Mahfud, Mas Agus Kurniawan dan Mbak Inggrit.
Mas Agus dan Mbak Inggrit sedang melakukan pemeriksaan di BTS Telkomsel
|
Setelah adanya edukasi pelanggan,
pembangunan jaringan diserahkan kepada vendor pelaksana yang ditunjuk oleh
provider atau pelanggan PKS sendiri. Setelah pembangunan selesai dilaksanakan
pihak vendor yang ditunjuk dan diberikan kuasa melakukan pembangunan jaringan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan progres pembangunan jaringannya, sehingga
disini antara pihak pelanggan PKS dan PLN dapat mengetahui progres pembangunan
sehingga dapat mempercepat proses pelayanan. Didalam edukasi pelanggan ini juga
dijelaskan mengenai hak-hak dan kewajiban sebagai pelanggan dan informasi-informasi
umum ketenagalistrikan dan informasi yang berkaitan dengan permohonan pelanggan
tersebut.
KiKa:
Mas Aji, Pak Nugroho, Pak Nur Kawali, Pak Muhsin, Pak MAWP, Pak Haeruddin
(Vendor), Pak Taufik (PT DMT), dan Pak Aras berpose sewaktu penyerahan hasil
edukasi pelanggan
|
Pak Nugraha menyerahkan hasil survey dan RAB kepada Pak Rizky (Vendor Pelaksana
Protelindo) didampingi Pak Aras (Kiri) dan Pak Nur Kawali (Kanan)
|
Setelah proses
pembangunan selesai, pihak pelanggan diwajibkan untuk hadir dalam
penandatanganan berita serah terima operasi dan perjanjian serah terima
operasi, sehingga terdapat kejelasan informasi dan penanggungjawab asset dalam
permohonan tersebut.
Contoh laporan gambar progres pembangunan dari pihak
vendor pembangunan
|
Selain merumuskan
konsep edukasi pelanggan versi PLN Area Watampone, OPI Watampone juga menyusun
buku Pedoman Proses Permohonan dan Pembangunan Jaringan Distribusi Area
Watampone. Hal ini didasari karena sebagian pelanggan PKS ini, permohonan dan
pembangunan jaringannya dikuasakan ke vendor pelaksana, dan tidak sedikit pula
pelaksana lapangan yang belum mengerti mengenai standar pembangunan jaringan di
PLN. Hal ini lah yang menjadi penyebab terkadang pembangunan jaringan yang
asal-asalan sehingga malah merugikan pelanggan PKS sendiri.
Cover
Buku Pedoman proses permohonan & pembangunan jaringan distribusi
|
Pak
MAWP menyerahkan buku Pedoman proses permohonan & pembangunan jaringan
distribusi kepada Pak Andas (Vendor Protelindo)
|
Banyak hal baru yang ditemukan dengan
adanya edukasi pelanggan ini. Banyak pula vendor pelaksana pembangunan jaringan
untuk pelanggan PKS, yang baru mengetahui bahwasannya seperti ini lah standar
dan prosedur yang sesuai. Tidak jarang pula Tim menemukan vendor yang
mengeluhkan proses pembangunan yang ribet di PLN Watampone, tetapi pada
akhirnya pihak pelanggan PKS sendiri merasa terjamin pelayanannya dengan adanya
edukasi pelanggan ini. Dengan adanya edukasi pelanggan-pelanggan PKS merasa
adanya kejelasan prosedur serta hak dan kewajiban yang menjamin asset dan
pelayanan di PLN Area Watampone. Seperti kata Hermawan Kartajaya dalam buku Hermawan
Kartajaya on Marketing Mix, saat ini komunikasi horizontal sangatlah ampuh,
apalagi bagi para pemasar, karena akan membangun hubungan janga panjang yang
akrab antara perusahaan dan pelanggannya.
“Karena
Pengusaha Digaji Oleh Pelanggan”. Sudah kewajiban
pengusaha membuat pelanggan nyaman. Dan jangan hanya menjadi ORDER SEEKER. Tapi wajib,
membangun branding bahwa bisnis kita adalah PILIHAN
TERBAIK di hati pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar